Zaman yang semakin modern ternyata berimbas terhadap pesepakbola terutama soal tekanan yang diterima. Sebagaimana diketahui kalau perfoma pemain kerap fluktuatif, kadang bisa bagus, kadang juga bisa buruk, kan? Mengingat kondisi liga yang padat disusul dengan kompetisi di luar itu sangat ketat, pemain ditutuntut untuk memberikan sumbangsih terbaiknya terhadap tim yang dibela. Hal tersebut menjadi suatu tekanan yang sulit untuk diterima semua pemain.
Geliat sosial media makin membantu setiap orang untuk menyampaikan hal yang ingin diutarakan langsung terhadap pemain. Biasanya berbau kritik pedas sampai makian, tidak luput juga sumpah serapah saat salah seorang pemain berpenampilan buruk. Mungkin hal ini dirasakan oleh Loris Karius, saat dirinya melakukan blunder saat Final Liga Champions musim lalu saat menghadapi Real Madrid.
Tetapi di era sepakbola modern seperti sekarang, masih ada kok beberapa pemain yang memiliki ketenangan pikiran yang disambut dengan skill menawan. Kira-kira bung punya bayangan pesepakbola mana yang menyandang atribut tersebut?
Paulo Dybala
Nama Paulo Dybala terbilang cukup baru di jajaran sepakbola elit memang, tetapi otak serangan Juventus resmi diatur olehnya beberapa musim ini. Kualitasnya memang terbukti mengerikan, bersama Nyonya Tua, musim perdananya pun terbilang sukses dengan membubuhkan 23 gol dan sembilan assist. Dybla cukup tenang di segala situasi, sosoknya pun tak tergantikan meskipun Juventus memiliki predator sekelas Cristiano Ronaldo.
Gareth Bale
Butuh kedewasaan bagi Gareth Bale untuk bisa bersaing secara penuh di Real Madrid, segudang pemain kelas dunia berkumpul di sana. Tentu saja sulit bagi Bale untuk mendapatkan tempat utama, meskipun di musim pertamanya ia berhasil memikat pelatih dengan memberikan persembahan trophy Liga Champions.
Kendati dirundung masalah cedera ia pun sulit untuk menemukan performa terbaiknya. Andaikan cedera tidak menghantuinya pasti kedewasaan dan keteangannya di lapangan bisa bertahan sampai sekarang, kini Bale menjadi pemain utama yang pasti diturunkan setelah Cristiano Ronaldo memilih hengkang ke Juventus. Namun, Bale belum bisa membawa Real Madrid bangkit dari keterpurukan setelah beberapa pertandingan dirundung kekalahan.
Luis Suarez
Tak ada yang meragukan ketajaman Suarez di lini depan, ia merupakan striker yang berkualitas yang semakin lama semakin tajam. Sejak berseragam Ajax dan Liverpool, ia sudah mendeklarasikan dirinya sebagai finisher mumpuni.
Apalagi saat ia bergabung ke Barcelona. Sudah pasti ketenangan yang dimilikinya di lini depan membuat ia rajin menceploskan bola ke gawang. Total sudah 300 gol yang ia bubuhkan dengan rata-rata 30 gol per musim selama lebih dari satu dekade terakhir. Meskipun pemberitaan miring menyerang dirinya, terkait insiden gigitan yang ia lakukan ke beberapa pemain lawan. Tetap saja hujatan dan caci maki’an tak membuat ketajaman berkurang.
Paul Pogba
Harus diakui Pogba bersama Manchester United tidak sebegitu mengerikan saat bersama Juventus, pemain ini sepertinya membutuhkan pelatih yang dapat mengakomodir dirinya. Meskipun begitu, perfomanya tetap stabil di Manchester, dan tidak ada yang dapat menggantikan dirinya.
Padahal Pogba bukan berposisi asli sebagai gelandang bertahan yang diinginkan Mourinho, tetapi ia tetap dipasang di posisi yang bukan favoritnya tersebut. Kami rasa kalau Pogba ditaruh di posisi favoritnya pasti ia akan kembali tajam dan mengerikan dengan tendangan geledek yang dikenal sebagai pogbazooka!
Lionel Messi
Sudah tak ada yang perlu dijelaskan lagi dari Lionel Messi, ia menjadi nyawa permainan di Barcelona maupun di Argentina. Dribble yang cepat dan menusuk, sekaligus tendangan yang presisinya sangat akurat dimiliki pemain bertubuh mungil ini.
Tak mungkin ia bisa melakukan hal tersebut tanpa ketenangan. Messi cukup tenang meskipun tiga sampai empat pemain mengepung dirinya. Tidak ada yang bisa disandingkan secara individu dengan dirinya, El Messiah adalah dewa tak bertahta, kenapa ? karena piala dunia belum juga diraihnya.
