Mungkin telat untuk mengingatkan, karena sekarang Bung sudah kehilangan banyak teman karena perbedaan pandangan. Politik beberapa tahun lalu, menjadi arena perseteruan dua pasangan, alhasil kubu terbagi dua dan saling serang secara politis pun dilakukan. Media sosial sampai kedai kopi yang biasanya menjadi tempat gelak tawa, tiba-tiba berubah jadi arena debat kusir. Antara Bung sebagai pendukung nomor 1 dan rekan Bung yang mendukung nomor 2, saling sikut sampai pembicaraan berakhir kemelut. Persahabatan yang harmonis kini berakhir tragis.
Di segala arus media sosial, Bung dan rekan sudah tak saling kenal. Pertama, Bung muak lantaran ia selalu mendewakan politisi favoritnya. Kedua, ada saja yang selalu dibicarakan padahal kondisi sudah berlalu dengan tenang. Ketiga, kerap menyayangkan orang yang beda dengannya, bahkan sampai mencibir dengan ungkapan.
Namun, tak bisakah Bung dan teman kembali bersahabat? Sikapi perbedaan pandangan dewasa, lebih baik buat arena diskusi dari pada arena debat. Apalagi menyambut bulan penuh rahmat yang sudah bakal berakhir. Masa iya kalian masih mau bertengkar hebat. Sudah saatnya saling memaafkan, dengan memanfaatkan hari lebaran. Bisa saja Bung gengsi minta maaf duluan karena dianggap kalah berdebat, kan? Dibalik itu semua sudah saatnya perseteruan ini diakhiri karena kalau terus begini tidak baik untuk kehidupan bersosialisasi.
Perbedaan Politik Sah-sah Saja, Tetapi Kalau Sampai Tak Saling Kenal Itu Berbahaya
Dalam memandang politik memang setiap orang berbeda-beda. Ada yang pro dan kontra itu biasa, kalau semuanya pro bisa jadi tak ada yang namanya pemilu. Karena semua setuju dengan satu pasangan saja. Kalian yang saling serang dengan segala macam bentuk berita dari yang fakta sampai yang hoax, ada baiknya mulai meredam itu semua. Bukan bermaksud mengajarkan menjadi orang yang apolitis. Tapi sedikitlah bersikap etis, mengkritik boleh tapi jangan mencibir yang bakal memancing debat kusir. Kalau terus begitu, bisa jadi teman Bung bakal berkurang satu per satu.
Jangan Terlalu Fanatik, Tanggapi dengan Biasa dan Kenali Dulu Masalahnya
Dibalik maaf-maafan yang sudah Bung selenggarakan dengan teman. Mulailah untuk berhenti menjadi seseorang yang fanatik dengan memposting atau men-share berita politik tentang pasangan favorit, mulai dari A sampai Z. Lantaran itu membuat orang lain bakalan muak dan jenuh. Kalau Bung suka dengan politisi tersebut, ya sukailah dengan biasa. Jangan terlalu mengagung-agungkan, karena politik itu penuh dengan manuver yang belum tentu bakal setuju ke depannya.
Memaafkan Atas Semua yang Dilakukan Dengan Bung Mulai Duluan
Hal yang paling sulit di dunia ini salah satunya adalah meminta maaf duluan. Gengsi, harga diri menjadi alasan mengapa seseorang sukar untuk melakukan. Padahal tidak ada salahnya kok, justru lebih gentle orang yang ingin meminta maaf duluan. Karena itu sikap yang dewasa. Dibalik siapa yang salah dan benar, orang yang meminta maaf lebih dulu tak bakal berpikir seperti itu. Baginya, yang penting semua sudah kembali kondusif seperti sedia kala dan tak ada lagi dendam.
Bermaafan di Hari Lebaran Adalah Nuansa Dimulainya Kembali Hubungan Persahabatan
Jangan lagi ada perseteruan setelah saling berkunjung dalam rangka lebaran, atau sudah saling chatting dengan mengucapkan minal `aidin wa al-faizin. Mulai kembali persahabatan yang dulu pernah terjalin lama namun rusak sebab politik belaka. Karena yang paling indah adalah berdamai antara semua orang. Kalau itu yang Bung inginkan, segera kabari orang yang sempat berbeda pandangan dan mulai kembali persahabatan.
Pemilu Tahun Depan, Jangan Kembali Terulang
Tahun depan sudah kembali kita bakal ditemui dengan pemilihan presiden kembali. Jangan sampai momentum perpecahan itu kembali. Berkaca dari kejadian yang lalu-lalu, Bung harus menjaga situasi agar kondusif. Agar satu sama lain tak saling tersinggung dan saling menghormati perbedaan pandangan.
Kalau ada yang tetap berlebihan lebih baik kasih tahu saja. Sekedar memberikan sepatah dua patah kata untuk mengingatkan menjaga persatuan. Kalau ia tak mau mendengarkan, lebih baik Bung ucapkan maaf karena telah mengganggu dan pergi begitu saja. Karena sudah tidak perlu lagi berantem akan hal seperti itu lagi. Mulai dari sekarang, saatnya Bung memafkan dan meminta maaf. Memangnya tak kangen bercanda ria bersama dengannya?
