Cuaca merupakan faktor penting dalam sepakbola kan bung? Tak mungkin sepakbola bisa berjalan tanpa faktor cuaca yang mendukung. Sekali pun buruk, ada pertimbangan mengapa pertandingan tersebut tetap berjalan. Biasanya yang menjadi pertimbangan apakah laju bola masih bisa berjalan atau tidak dilapangan dan disusul beberapa faktor lainya.
Di Indonesia faktor cuaca buruk yang menimpa pertandingan sepakbola biasanya hujan deras. Dengan kondisi seperti itu tidak hanya alur bola saja yang tidak dapat berjalan, tetapi jarak pandang pemain pun terganggu. Kalau di Eropa, mungkin hujan salju yang berlebihan menjadi penghalangnya.
Tetapi dilansir ftb90.com ada beberapa laga penting dunia yang tetap berjalan meskipun kondisi cuaca sangat tidak menyakinkan bahwa buruk untuk menjalankan suatu pertandingan.
Ukraina Melawan Perancis yang Pernah Disambut Hujan Deras
Di tahun 2012 laga yang mempertemukan Perancis dan Ukraina terancam tidak jadi digelar. Salah satu faktornya karena sebelum laga ini dihelat, hujan deras dan kilat yang menyambar empat menit sebelum kick off membuat kondisi lapangan tidak karuan.
Apalagi sistem drainase yang diusahakan untuk meminimalisasi dan mengurangi genangan air diusahakan. Kondisi lapangan seadanya pun coba dipaksakan untuk menggelar pertandingan setelah menunggu selama 50 menit. Akhirnya laga dimenangkan oleh Percncis dengan unggul dua gol.
Kondisi Angin Kencang Membuat Papan Iklan Berterbangan di Satu Stadion
Liga tertinggi di Afrika Selatan pernah mengalami satu perandingan yang cukup membahayakan para penonton dan pemain. Bayangkan saja bung bermain bola dengan ditonton ribuan orang tiba-tiba ada papan iklan yang terbang dan mengenai kepala.
Laga yang mempertemukan Black Leopards dan Orlando Pirates itu terjadi di tahun 2007. Di pertandingan tersebut, tiga pemain terjebak papan iklan sebelum disingkirkan, dan tidak lama kemudian badai datang dan hasilnya laga benar-benar ditunda.
Genangan Air dalam Laga Piala Dunia 1974
Ini menjadi laga penting yang harus dimainkan dengan kondisi cuaca yang tidak buruk-buruk amat sebenarnya. Dikarenakan jadwal padat pada Piala Dunia edisi tahun 1974, laga pun mau tidak mau tidak bisa ditunda. Saat itu Jerman Barat yang bertemu Polandia hanya membutuhkan hasil imbang guna melaju dari babak grup.
Tetapi lapangan diselimuti oleh banyak genangan air, kendati kesusahan dengan bertanding di kondisi lapangan seperti itu, Jerman Barat justru berhasil mencuri gol lewat Gerd Muller. Di tahun tersebut pun Jerman Barat menjadi juara dunia.
Jarak Pandang Terhalang Karena Kabut Mengurung di Lapangan
Kualifikasi Euro di tahun 2016 menghelat laga panas antara Bosnia Herzegonvina dengan Republik Iralandia. Laga ini sangat menentukan bagi kedua negara untuk bisa memperpanjang harapan tampil di kompetisi berkelas macam Euro.
Tetapi laga saat itu sepertinya tidak jadi digelar karena kabut mengepung stadion yang berada di kawasan Zenica, Bosnia Herzegovina. Setelah kamera televisi tidak bisa menangkap kondisi lapangan, ternyata laga ini tetap dimainkan.
Tentu kita tidak tahu apa yang terjadi dengan jarak pandang di lapangan saat itu. Laga pun berakhir dengan skor 1-1 lewat gol Robbie Brady dan Edin Dzeko.
Salju Mengepung Laga Klasik Chelsea dengan Tromso
Setiap orang yang menonton laga tersebut pasti tidak menyangka kalau lapangan yang semula normal berubah drastis menjadi ladang bersalju secara cepat. Dengan kondisi seperti itu, membuat Chelsea kalah dari tim asal Nowegia, Tromso dengan skor tipis 2-3.
Ruud Gulllit yang saat itu menjabat sebagai pemain dan manajet coba beragumen panjang dengan ofisial terkait kondisi di Tromso. Tapi jawabannya nihil, lantaran apa yang bung harapkan dari sebuah negara yang hanya berjarak 190 mil dari Antartika.
