Sebuah dongeng perihal upaya merangkai tim berlabel debutan, atau kuda hitam namun menjelma menjadi kekuatan baru mungkin dapat Bung temui lewat sebuah film Damned United, yang menceritakan tentang kisah nyata dari Brian Clough kala membuat Nottingham Forest menjadi jawara di Eropa era 80-an. Setelah dua tahun back to back champions di Liga Champuons, kisah tentang Nottigham Forest tenggelam. Tak ada lagi tim yang dulu berlabel raja Eropa di era sekarang. Keperkasaan pun hanya tinggal kenangan.
Nottingham Forest hanyalah satu dari sekian contoh, kalau setiap tim punya potensi untuk jadi luar biasa, tak hanya yang dinobatkan sebagai tim besar macam Real Madrid, Juventus, Manchester United, sampai Barcelona. AS Monaco pun sempat menunjukan taji di musim 2016/17 saat mampu tembus semi-final dan mampu bersaing dengan PSG, sebuah tim yang kaya raya.
Namun setahun berselang para pemain andalan pindah. Bernardo Silva, Benjamin Mendy, Tiemoue Bakayoko, dan Kylian Mbappe hijrah ke Manchester City, Chelsea, dan PSG. Tiga klub terboros di Eropa. Andai pemain andalan ini tetap mempertahankan loyalitasnya di Monaco, mungkin Monaco bisa menjadi tim hebat yang menjadi kekuatan baru di Eropa. Sampai-sampai muncul akun @ASMonaco_Indo di Twitter seking kepincutnya. Namun tak hanya Monaco saja, banyak tim lain yang nasibnya tak jauh berbeda.
AS Monaco Musim 2003/04
Kepergian beberapa bintang Monaco, ternyata pernah dilakukan era 2000-an. Kala itu AS Monaco diisi pemain berkualitas seperti Patrice Evra, Fernando Morientes, Jerome Rothen, dan Ludovic Giuly. Secara mengejutkan di musim Liga Champions musim 2003/04 mereka berhasil menembus babak final Liga Champions, namun sayang harus ditundukkan oleh FC Porto dengan skor meyakinkan 3-0 (kala itu FC Porto diasuh oleh Jose Mourinho).
Keempat pemain pun pergi setelah kekalahan tersebut, hanya Evra saja yang bertahan. Jerome Rothen berlabuh ke PSG, Morientes pindah ke Liverpool, Ludovic Giuly dijual ke Barcelona. Sejak saat itu AS Monaco benar-benar kehilangan taji sebagai tim besar. Meskipun tidak bubar.
Ajax Musim 2003/04
Jika menyebut tim Belanda yang sukses di Eropa, otomatis tertuju kepada Ajax Amsterdam. Di era 90-an Ajax merupakan klub yang layak diperhitungkan karena filosofi permainanya mampu meluluhlantahkan lawan. Jelas saja, kejayaan dapat diraih dengan sempurna. Tetapi masalah besar sekaligus anomali terjadi di generasi berikutnya.
Dihuni oleh Zlatan Ibrahimovic, Wesley Sneijder, Rafael van der Vaart, Jari Litmanen, Nigel de Jong, Thomas Vermaelen, Maxwell, dan Hatem Trabelsi tapi tak mampu berbicara banyak khususnya di Eropa. Semuanya dimulai dengn kepergian Ibrahimovic ke Juventus di tahun 2004, membuat ambisi mereka untuk meraih kesuksesan satu dekade lalu telah sirna. Di tahun-tahun berikutnya, Sneijder bergabung di Real Madrid di tahun 2007 dan hanya menyisahkan Vermaelen.
Parma Musim 1998/99
Mungkin bagi Bung yang tumbuh seiring Serie A Italia sebagai tontonan sepakbolanya, pasti mengenal Parma sebagai tim yang memiliki segudang talenta. Wajar saja keberhasilannya membuatnya berhasil meraih gelar Piala UEFA di tahun 1999. Bayangkan saja Parma melahirkan pemain terbaik seperti Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram. Juan Sebastian Veron, dan Hernan Crespo, komunal para pesepakbola hebat di Eropa saat itu.
Keberhasilannya terlihat dari pencapiannya di luar klub. Thuram berhasil memenangi Piala Dunia bersama Perancis. Selang beberapa tahun kemudian Cannavaro dan Buffon melakukannya bersama Italia. Crespo menjadi striker termahal dan Veron menjadi gelandang tengah yang dikagumi. Setelah itu Parma tak pernah lagi mendulang kesuksesan sepeninggalan mereka.
Borrusia Dortmund 2012/13
Asuhan Jurgen Klopp kepada Dortmund di musim itu sangat populer meskipun harus mengakhiri Liga Champions tahun 2013 di posisi runner up. Jadi tak ada cara fans untuk mengenang tahun itu seperti saat Dortmund juara kompetisi di tahun 1997.
Jahatnya setelah Bayern Munich berhasil unggul di laga All Germany Final tersebut, Die Rotern justru mencomot beberapa pemain andalan Dormun seperti Robert Lewandowski dan Mario Gotze. Setelah itu, Dortmund tak lagi berjaya meskipun Nuri Sahin, Marco Reus, dan Ilkay Gundogan telah memenuhi tim ini secara potensial.
West Ham Musim 2000/01

West Ham tak bisa dilewatkan dari daftar ini, karena tim inilah yang melahirkan algojo-algojo Inggris di masa depan. Sebuta saja Rio Ferdinand, Frank Lampard, Michael Carrik, Joe Cole, dan Jermain Defoe sudah menampilkan puncak permainanya kala di West Ham. Tetapi torehan kesuksesannya diraih di tim liga Inggris lainya.
Ferdinand dan Carrick memenangi Liga Champions 2008 bersama Manchester United; Lampard di tahun 2012 bersama Chelsea, dan di klub yang sama Joe Cole sukses menjadi finalis. Sementara Defoe membuktikan dirinya sebagai striker tajam di Premier League dan juga tim nasional Inggris.
