Ketika hukum mulai beredar dan menyeruak lewat media, tentu masyarakat berhak berkomentar tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Sama halnya dengan statement Minggu lalu, kalau mendengarkan musik dan merokok bakal ditilang Ditlantas. Meskipun hingga artikel ini dibuat, Polri kembali menegaskan bahwa tidak akan ditilang. Namun, ditengarai kedua hal tersebut memang bisa membuyarkan konsentrasi hingga menimbulkan kecelakaan. Lantas bagaimana menurut Bung? Setuju atau tidak?
Dibalik pro dan kontra terhadap hukum tersebut, ada hal yang menarik untuk dicermati. Dimana cuitan dan komentar yang beragam dilontarkan secara gamblang atau sarkas. Tapi apabila nantinya ini kembali menyeruak dan disahkan menjadi pelanggaran, hal apa ya Bung kira-kira bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan?
Mengajak Teman Atau Kawan Yang Searah Pergi Dan Pulang Berbarengan
Beberapa tahun lalu ada suatu konsep bernama nebengers yang mengajak seseorang untuk menumpang apabila searah dengan memberikan suatu imbalan. Seperti menyokong uang bensin atau menyumbang cerita untuk menghilangkan rasa bosan. Hal ini apabila dilakukan kembali, rasanya akan menjadi unik Bung.
Selain mengurangi jumlah kendaraan roda empat dan dua yang berkeliaran, tentu mengajak kerabat dapat membuat perjalanan terasa menyenangkan dengan menyumbang obrolan. Ya, Bung pun tahu, macetnya Jakarta sulit diatasi tetapi harus dinikmati, meskipun raga ini sudah lelah menanti tempat tidur apabila pulang nanti.
Bernyanyi Tanpa Musik, Menyuarakan Kepenatan Yang Terusik
Ketika Bung berada di mobil dan radio tidak menyiarkan musik, justru itu terasa hambar. Sama halnya seperti ada yang salah dari semua ini secara hiperbolanya. Bahkan, aplikasi musik macam spotify mesti terdiam, padahal itu salah satu opsi ketika penat dengan kemacetan dan ingin melawan rasa bosan dengan mendengarkan musik di jalan.
Namun, ketika bibir Bung ingin bergumam semisal soal pelanggaran yang disahkan sepertinya tidak berguna. Lebih baik, Bung hafalkan nada 1 sampai 3 lagu dan karaoke sendirian. Daripada yang Bung lakukan hanya berkutat dengan gawai dan mengecek media sosial macam Instagram yang terkadang tak ada faedahnya. Terkadang, tapi benar kan?
Meresapi Hiburan Dari Pengamen Jalanan Bisa Jadi Ide Yang Menghiasi Kemacetan
Berapa banyak pengamen jalanan yang Bung tolak suaranya sebelum ia memulai lagunya. Lantaran Bung mengira pengamen tersebut bakal bernyanyi asal-asalan demi sepundi uang. Mungkin sekarang sudah menjadi waktunya Bung harus memberikan kesempatan. Siapa tahu dia adalah orang yang memiliki talenta, hanya saja tidak memiliki kesempatan selayaknya musisi ternama yang kerap tampil di televisi. Dan Bung pun bisa sekalian donasi kepada mereka. Meskipun tidak banyak, tapi bisa meringankan hidupnya.
Menikmati Hangat Secawan Kopi Bisa Membunuh Kemacetan Secara Hakiki
Kemacetan nampaknya panjang, daripada Bung rela bertahan dengan alasan ingin cepat pulang, nampaknya itu hal yang sia-sia Bung. Lebih baik Bung melipir ke kedai kopi dengan menikmati secawan kopi hangat. Apa lagi kalau Bung perokok, toh itu bukannya perkawinan dua lembayung yang menarik? Habiskan saja waktu 1 sampai 2 jam, bisa juga Bung jadikan ajang tongkrongan dadakan bersama teman. Selain menambah silaturahmi, toh bisa menghilangkan rasa stres yang mengakar karena kemacetan yang mengekor panjang.
Atau Menanggalkan Kendaraan Dan Segera Pesan Transportasi Online
Kalau beberapa hal di atas Bung rasa tidak bisa membunuh kebosanan. Dan Bung tidak kuat bertahan lama ketika kemacetan melanda apabila mendengarkan musik dan merokok menjadi bentuk pelanggaran. Alangkah baiknya memanfaatkan opsi yang ada. Seperti menggunakan transportasi online bisa jadi pilihan bagi Bung.
Bung tak perlu capek-capek melawan kemacetan karena Bung bisa tiduran dengan nyaman. Atau kalau pun Bung bosan, bisa membuka obrolan dengan sang driver, apa lagi banyak unggahan ke media sosial tentang arti kehidupan yang dapat dipetik olah seorang driver. Masih banyak hal yang Bung bisa lakukan saat merokok dan mendengarkan musik adalah pelanggaran. Tapi untungnya, hal itu sudah diklarifikasi kepolisian bahwa tak benar. Ya mungkin pada saat statement itu dibuat Ditlantas sedang tidak fokus dan merasakan kelelahan karena mengurusi kemacetan lalu lintas di jalan.
