Sebagai spesies kadal terbesar dan langka, Komodo tergolong sebagai predator yang mengerikan lantaran air liurnya yang mengandung racun. Meskipun terlihat kalem namun Komodo dapat menyerang manusia. Namun ada alasan mengapa reptil ini hanya ditemukan di daerah Nusa Tenggara loh bung. Terdapat satu studi yang baru-baru ini diterbitkan di Prosiding Royal Society B. Kalau Komodo adalah hewan yang lebih suka menetap di tanah kelahirannya.
Beberapa ahli yang mengamati Komodo di empat pulau dalam satu dekade mengatakan kalau Komodo enggan meninggalkan tanah kelahirannya sepanjang hidup. Komodo ini tergolong anak rumahan, meskipun ia bisa saja menempuh puluhan mil dan melewati medan berat guna sampai ke daerah lain. Tetapi mereka sepertinya tidak perlu melakukan itu.
“Begitu hewan menjajah sebuah pulau, terlepas dari kemampuan luar biasa yang dimiliki, mereka memutuskan untuk cukup (lebih baik tinggal di rumah),” kata pemimpin studi Tim Jessop, profesor ekologi dari Deakins University, Australia, dilansir New York Times.
Tetapi para ahli mempertanyakan bagaimana hewan macam komodo dapat bertahan dalam beberapa lama dengan generasi yang tak jauh berbeda. Karena tidak mungkin mereka bakal melakukan perkawinan sedarah sekaligus menghadapi kelangkaan sumber daya dan bahaya lain. Apakah komodo tidak percaya dalam melakukan navigasi ke daerah lain.
Demi menjawab rasa penasaran tersebut para ahli memindahkan tujuh komodo dewasa dari wilayah asalnya. Kemudian beberapa Komodo yang diangkut sejauh 13,7 mil jauhnya namun masih ada di pulau yang sama. Sedangkan sisanya dipindahkan ke pulau lain yang terpisah dengan air dan jaraknya hanya satu mil.
Jessop pun mengatakan kalau sedang terisolasi di sebuah pulau, hal sekecil apapun akan menjadi sesuatu yang berharga. Dalam kasus Komodo sebagai hewan yang dipindahkan ke pulau lain ternyata ada sedikit masalah. Karena ia tidak dapat kawin dengan salah satu penghuni di rumah barunya sampai menemukan kesulitan menemukan mangsa. Data DNA pun membuktikan kalau ada tanda-tanda perkawinan di populasi Komodo, mereka juga rentan terhadap kekuarang bahan makanan sekaligus terlibat bencana alam.
