Mereka yang saat ini berisik membahas dan berkomentar terus di sosmed soal penutupan Alexis bisa dipastikan bukan pelanggan. Sebab mereka yang pelanggan biasanya diam-diam dan berdiskusi hanya lewat japri!
Kenapa begitu? Karena di Jakarta, Alexis hotel itu serupa urban legend. Setingkat cerita-cerita macam hantu jeruk purut atau hantu terowongan casablanca. Semua langsung mafhum apa yang sedang dibicarakan jika sudah disebut merk hotel yang berlokasi di Jalan RE Martadinata Nomor 1, RT 6 RW 4, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara itu.
Tapi ya itu, serupa urban legend versi laki-laki dewasa, kebenaran dari cerita-cerita itu ibarat ada dan tiada. Tak ada yang bisa secara terbuka menyodorkan bukti ada apa sebetulnya di hotel itu. Semua hanya beredar dari mulut ke mulut.
Alexis Yang Ketika Pilkada Makin Seksi
Yup, Alexis makin seksi ketika jadi bahan debat di Pilkada DKI yang lalu. Kala itu pasangan Anies Baswedan mempertanyakan keseriusan Ahok sebagai Gubernur untuk menutup Alexis yang ditenggarai terdapat prostitusi. Di sisi lain petahana berisi kukuh meminta disodorkan bukti terjadi prostitusi sistematis di Alexis.
“kalau prostitusi, di hotel-hotel (lain) itu juga (ada kamar disewa) di gunakan untuk prostitusi loh” ujar Ahok ketika itu.
Selama ini memang Alexis bisa melenggang sakti. Meski sudah riuh cerita asik masyuk di hotel itu, tapi tak satu pun yang bisa menyentuh. Bahkan organisasi sekaliber FPI pernah memberikan jawaban kalem dalam sebuah wawancara radio oleh Pandji Pragiwaksono di awal tahun 2012.
“Alexis itu Hotel. Kami tidak pernah menggerebek hotel karena di hotel Alexis ada keluarga yg menginap bersama anak anak..” begitu jawaban perwakilan FPI ketika ditanya kenapa tak pernah menggerebek Alexis kala itu.
Tapi kemarin Gubernur Anies Baswedan bergerak lebih trengginas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memperpanjang Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDPU) Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis. Secara eksplisit Anies menyebut soal prostitusi.
“Jangan coba-coba, kalau Anda coba-coba, maka kami akan tindak dengan tegas. Siapa pun, di mana pun, siapa pun pemiliknya, berapa lama pun usahanya, bila melakukan ini praktik-praktik amoral, apalagi menyangkut prostitusi, kami tidak akan biarkan,” kata Anies.
Amoral, prostusi? Jadi ada apa sih sebetulnya di Alexis?
Kalau Bung Datang Ke Sana, Kamera Pun Harus Ditutup Stiker
Ini salah satu penyebab kenapa Alexis bagai mitos yang hanya beredar dari cerita ke cerita. Karena beberapa lokasi di hotel ini tidak memperbolehkan pengunjungnya untuk mengambil gambar.
Bahkan tak cuma sekedar larangan berbentuk tulisan. Karena ada petugas keamanan berbadan tegap yang siap sedia meminta smartphone yang Bung miliki untuk ditempel stiker di bagian kameranya. Yup, serahasia itu.
Surganya Khusus Laki-Laki, Dimulai Dari Lounge 4Play
Secara eksplisit dalam situsnya Alexis menyebut hotelnya sebagai “The Ultimate Dreamland for Men”. Secara serampangan bisa kita terjemahkan sebagai tanah impian bagi laki-laki. Istilah ini memang tak asal klaim belaka.
Beranjak dari lobby kita tinggal melipir ke lantai satu. Tepatnya ke 4Play Club & Bar Lounge. Secara resmi Alexis menyebut tempat ini seperti klub lainnya. Terdapat bar yang menawarkan aneka minuman cocktail dan hiburan musik dari DJ, antara lain Residen DJ Andi Liu, DJ Black, dan DJ Agoes. Kadang ada juga DJ tamu dari internasional sebagai pendamping.
Tapi sudah lah, Bung yang pernah ke sana pasti paham ada apa di tempat itu. Kalaupun belum pernah ke sana (walaupun kami ragu Bung belum pernah), menurut mitos yang beredar, pada hari-hari tertentu ada pertunjukan tarian striptease dan sex show di klub itu. Memang sulit membayangkan tak terjadi apa-apa di dalam club yang memiliki panggung dengan desain tiang-tiang pancang untuk perempuan bergelantungan itu.
Untuk masuknya diharuskan membayar 100 ribu rupiah. Jika ingin open table di 4Play Club, pengunjung dikenai minimum payment Rp 2 juta.
Mau Lebih Privat? Coba Naik Ke Lantai Berikutnya, Ada Karaoke Eksklusif
Mungkin Bung bukan tipikal yang gemar berkumpul beramai-ramai bersama laki-laki lain macam di 4play Club tadi. Nah, Hotel ini menyediakan Karaoke mulai dari lantai 3 yang biasa. Kemudian lantai 3A hingga 5 yang dilengkapi dengan bar. Jangan pulak Bung berlagak polos dengan berpikir ini macam karaoke keluarga.
Di sini ada pemandu lagu nan sexy yang siap menemani Bung selama di dalam. Secara resmi pihak Alexis lewat juru bicaranya mengakui adanya pemandu ini. Tapi menolak jika dikatakan ada prostitusi.
“Izin kami hanya karaoke, spa, dan hotel. Kalau ada pemandu, iya, ada pemandu. Tapi dalam konteks itu (layanan seks), kita tak menyediakan. Masing-masing,” tegas pihak Alexis.
Belum Cukup? Puncak Surga Itu Ada Di lantai 7!
Nah, ini dia Bung, yang pernah disebut mantan Gubernur Ahok sebagai surga dunia. Letaknya ada di lantai 7 yang disebut sebagai spa and massage. Tapi kita tak bisa langsung melenggang.
Sebelumnya kita harus ke meja resepsionis untuk diberikan gelang berwarna merah dengan nomor tertentu. Gelang itu dilengkapi chip untuk membuka loker dan sekaligus dijadikan identitas tamu saat penagihan atas layanan yang diberikan.
Setelah menaruh barang di loker kita akan berjalan menuju lorong. Di sanalah telah menanti sejumlah perempuan cantik berpakaian seksi yang kami yakin seyakinnya bisa bikin mata Bung terpana.
Secepat kilat Bung akan bisa langsung menyimpulkan tak cuma perempuan Indonesia yang ada disana. Perempuan berwajah Oriental, Melayu, Eropa Timur, bahkan Amerika Latin pun juga tampak. Tunggu saja sesaat, sejurus kemudian ada perempuan berusia lebih senior yang akan mengantarkan ke Gazebo yang dilengkapi dua sofa, meja dan tirai.
Selanjutnya akan ada yang berbisik tentang “harga”. Untuk perempuan lokal atau asal Indonesia, tarifnya Rp 1,45 juta per sekali kencan. Durasinya sekitar satu jam. Sedangkan untuk perempuan ‘impor’, tarifnya bervariasi. Untuk perempuan asal Filipina, Thailand, Vietnam, Uzbekistan, dan Kolombia, harganya Rp 2,45 juta. Yang paling mahal adalah perempuan asal China, yang dipatok Rp 2,7 juta per sekali kencan.
Kalau Bung sepakat, barisan perempuan yang Bung temui di ujung lorong sebelumnya akan beranjak ke depan Gazebo. Dan Bung dipersilahkan memilih. Lalu apa? Sudah lah Bung kita sudah sama-sama dewasa, tak perlu dijelaskan apa yang mungkin terjadi bukan? Mungkin sebagai catatan lain kalau mau masuk ke kamar hotelnya, resepsionis di lantai 5 masih memungut uang Rp 200 ribu.
Tapi toh lagi-lagi cerita macam ini ya akhirnya hanya sekedar cerita. Apalagi sekarang Alexis sudah dibekukan izinnya. Bisa jadi keseksiannya akan terus jadi kisah mitos menarik yang pernah menghiasi masa muda laki-laki Jakarta
Karena Alexis itu urban legend!
