Sejuta pasang mata bakal tertuju kepada Rusia 97 hari lagi, tepatnya pada tanggal 10 Juni 2018. Di hari itu, tuan rumah Rusia bakal melakoni laga melawan Arab Saudi. Bung, sebagai pecinta sepak bola pasti ingin menyaksikan beberapa pertandingan sarat gengsi antar negara pada kompetisi yang didaulat sebagai turnamen termegah empat tahunan dalam jagad sepak bola ini. Bahkan, hingga rela jam tidurnya berantakan lantaran harus begadang, meski hari kerja sekalipun.
Ada beberapa hal yang menarik sebelum turnamen tersebut menemui kata kick-off. Seperti persiapan tim nasional masing-masing kontestan, dengan melakukan pemusatan latihan, bonus yang dijanjikan apabila memenuhi target hingga apa yang dilakukan oleh Jerman sebagai juara bertahan yang berhasil diraihnya empat tahun lalu kala mengandaskan Argentina di Brasil lewat gol tunggal Mario Gotze.
Apakah Portugal Bisa Seperti Perancis Pada Tahun 1998 Atau Spanyol Di Tahun 2010?
Portugal mungkin masuk ke dalam kandidat sebagai negara yang difavoritkan membawa pulang trofi Jules Rimet selaku penggagas dari diadakannya kompetesi terbaik sedunia ini. Apa lagi, Portugal yang pada tahun 2016 lalu keluar sebagai juara Piala Eropa, otomatis harapannya adalah menjadi juara.
Hal tersebut bisa saja kesampaian seperti yang diraih Perancis yang meraih juara Piala Dunia 1998 kemudian menjadi jawara Piala Eropa tahun 2002. Atau Spanyol yang berhasil mengalahkan Jerman di Piala Eropa 2006, kemudian menjadi jawara dunia 4 tahun setelahnya. Nampaknya ada koneksi antara Piala Eropa dan Piala Dunia yang tak dapat dijelaskan secara gamblang. Dan bisa saja memang dewi fortuna antara dua pagelaran tersebut saling terhubung.
Teknologi Menjadi Suatu Kendala Dari Sekian Masalah Yang Ada Di Sepak Bola
Sepak bola dan teknologi memang tidak dapat berhubungan namun ada kaitannya. Teknologi dalam sepak bola kerap membantu soal peraturan, bahkan hingga penghitungan nutrisi dan statistik setiap pemain. Untuk soal peraturan Bung pasti mengenal GLT atau Goal Line Technology, yang bakal menepis banyak unsur kontroversial soal goal. Sekarang ada pula asisten wasit guna menilai pemain melakukan pelanggaran atau tidak. Teknologi ini dikenal dengan sebutan VAR atau video asisten wasit.
Keputusan menggunakan teknologi ini masih mengundang perdebatan dari berbagai negara. Yang katanya baru akan disahkan pada 17 Maret mendatang. Bahkan pemakaiannya yang sudah diterapkan di berbagai liga lokal di Eropa tetap sarat pro dan kontra. Meskipun Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional menyatakan pengembangan pemakaian VAR telah meningkat ke arah 98 persen dari tadinya 93 persen.
Perancis Galau Karena Punggawanya Dirundung Masalah Bak Pemain Patah Arang
Menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016 tentu menjadi modal besar bagi Perancis, tampil di depan publik sendiri mendapatkan banyak support tentu merupakan sumbangsih besar yang dapat diolah menjadi semangat dan motivasi oleh para pemain. Partai puncak pun didapatkan, tapi sayang Portugal menjegal besarnya perjuangan Perancis hingga hanya menjadi nomor dua di negerinya sendiri.
Menyambut Piala Dunia tentu tak ingin main-main. Juru taktik, Didier Deschamps nampaknya tengah kesulitan memilih 23 pemain karena punggawa Perancis yang tersebar di banyak liga sedang menurun performanya. Kylian Mbappe mengalami cedera pergelangan kaki. Ousmane Dembele juga cedera di musim pertama bersama Blaugarana. Oliver Giroud tak membuktikan performa terbaiknya saat bersama Chelsea, dan Alexandre Lacazette juga tenggelam bersama Arsenal. Pogba? Jangan membicarakannya Bung, ia pun juga sama seperti pemain lainnya.
Sedangkan Inggris Krisis Kiper Tapi Miliki Banyak Potensi Di Striker
Inggris juga tak jauh beda dengan Perancis, namun Inggris mungkin lebih beruntung (sedikit). Sebagai negara yang memiliki liga terbaik di dunia karena sangat kompetitif, ternyata tak membuat Inggris mudah memiliki pemain berposisi kiper. Sang langganan kiper, Joe Hart, pun performanya kian menurun bersama West Ham.
Adapun nama lain seperti Jack Butland performanya bersama Stoke City tak begitu membahagiakan, karena tim tersebut berada di jurang degradasi. Adapun pilihan lain yang tersemat adalah Jordan Pickford bersama Everton. Untuk posisi striker, Inggris bisa berbahagia karena banyak rentetan nama di lini depan yang sedang dalam kondisi terbaik seperti Harry Kane, Jamie Vardy, ataupun Marcus Rashford. Atau striker sarat pengalaman seperti Glenn Murray asal Brighton and Hove Albion.
Mencari Pendamping Lionel Messi Agar Argentina Lebih Bertaji
Lionel Messi tak bisa lepas dari Argentina, bahkan pemain inilah yang menyelamatkan Argentina agar tetap tampil di Piala Dunia 2018. Namun, nampaknya tak mudah mencari nama untuk menemani Lionel Messi, bahkan sampai tokoh sepak bola, Diego Armando Maradonna, menyodorkan beberapa nama. Adapun opsi yang bisa menemani adalah Gonzalo Higuain, Paulo Dybala, Mauro Icardi, Carlos Tevez, dan Sergio Aguero.
