Lebih Baik

6 hal yang tidak dilakukan pria setelah usia 25 tahun

Suka tidak suka, kita memang akan menua. Ada standar usia tertentu di masyarakat tentang kapan kita harus menjadi dewasa. Meski tidak ada patokan pasti, tapi usia 22 merupakan tanda pertama seorang harus menjadi dewasa. Maklum pada usia inilah sebagian besar kita lulus dari perkuliahan dan mulai mencicipi dunia pekerjaan.

Mungkin masa madu masih bisa kita rasakan 3 tahun setelahnya. Secara sosial, kita masih dimaafkan jika melakukan kesalahan-keasalahan kecil hingga mencapai usia 25 tahun. Tapi kegilaan dan kehebohan masa remaja sudah tak lagi dapat toleransi jika kita sudah melewati umur tersebut.

Apalagi untuk pria, usia perak adalah batasan jelas untuk beranjak dewasa. Batasan ini makin jelas setelah pemerintah lewat BKKBN-nya mencanangkan usia 25 tahun bagi pria sudah cukup untuk menikah.

Karena itu banyak hal yang tak lagi bisa dianggap normal pada usia ini. Berikut beberapa hal yang tak lagi oke untuk pria yang sudah di atas 25 tahun.

Minum Sampai Mabuk (Sekali)

Pria dewasa adalah pria yang tahu batasan dirinya sendiri. Nah berkaitan dengan alkohol, sudah selayaknya pria dewasa tak lagi membiarkan dirinya hilang kendali karena urusan yang satu ini.

Mungkin ketika remaja dulu bicara melantur, sampai jackpot ketika keluar malam adalah sebuah hiburan tersendiri diantara kawan. Tapi coba bayangkan resiko yang bisa terjadi jika hal macam ini terus kita lakukan.

Rasanya kurang apik melihat pria matang masih mengoceh tak menentu karena kelebihan kadar alkohol. Orang sekitar bisa dipastikan gerah jika melihat hal ini masih kerap menjangkiti kita. Karena itu kalaupun anda masih mengkonsumsinya, pahami batasan diri sendiri.

Makan Sembarangan

Sarapan pagi di fast food. Siang makan gulai otak. Makan malam udang telor asin. Menjelang malam ngemil buah durian. Pola makan macam ini mungkin bisa ditoleransi ketika usia masih belasan atau awal 20-an.

Tapi percayalah, kita tak lagi bisa sebebas itu melahap makanan jika sudah melewati usia 25 tahun. Kondisi tubuh tidak bisa menerima semua asupan dengan mudah begitu saja. Bahaya kesehatan bisa mengintai setiap saat.

Coba lah tengok sekeliling. Berapa banyak kawan yang sudah terkena stroke diusia mudanya. Sekian orang meninggal diusia muda karena makan yang tak tertib. Jadi dari pada menyesal kemudian, ada baiknya menjaga pola makan sehat diusia dini.

Pasang Poster Di Kamar

Hal pertama yang paling umum dilakukan pria ketika punya kamar sendiri adalah memasang poster. Sebagian memasang poster band musik idolanya. Sebagian lagi memasang tokoh superhero kebaganggaan. Sementara mereka yang lebih berani memasang poster setengah kalender dari aktris seksi pujaannya.

poster wanita

Tapi toh pemujaan berlebihan macam itu idientik dengan sifat kekanakan dan remaja. Maklum saja karena mereka belum punya prestasi bahkan tujuan pribadi yang bisa dibanggakan.

Sebaliknya mereka yang sudah berusia 25 tahun seharusnya sudah punya ambisi pribadi. Bahkan bukan tidak mungkin sudah mencapai titik-titik prestasi tertentu. Karena itu terasa tidak wajar jika pada usia itu pria masih mengekor prestasi seseorang.

Punya idola dan role model tentunya tidak dilarang. Tapi menunjukannya secara terbuka ke publik, sampai mengotori tembok kamar sendiri? Rasanya sudah tak pantas!

Pakai Sneakers Kemana-Mana

Dulu pria memang seperti tak punya pilihan selain menggunakan sneakers. Di sekolah jelas ini sepatu yang digunakan. Pergi bersama kawan? Ini pula yang digunakan. Pergi ke acara pernikahan? Semua baju dipadankan dengan sneakers.

Nah, masalahnya seiring usia kegiatan pun makin beragam. Suanasa kerja misalnya jadi tempat dimana sneakers harus ditanggalkan di rumah. Kecuali untuk area kerja kreatif macam media massa, Designer, Agency, dan sejenisnya, sebagian besar pekerja kantoran mengharuskan pakaian kemeja rapi dan celana kain. Dengan setelan macam begitu bisa dipastikan sneaker bukanlah sepatu yang pantas digunakan.

Demikian juga dalam acara formal macam pernikahan. Pilihan pakaian tentunya semakin formal. Kecuali kita artis terkenal, tentunya terlihat kurang menyenangkan jika jas atau batik rapi dipadu padankan dengan sepatu sneakers kesayangan bukan?

Memelihara Sistem SKS

Dewasa adalah soal managemen diri sendiri. Di usia muda orang-orang sekeliling mungkin hanya akan bergeleng-geleng tersenyum jika kita menyelesaikan tugas atau belajar dengan sistem kebut semalam.

Energi yang berlimpah ruah memang seolah bisa digeber semalam suntuk untuk menyelesaikan tanggung jawab yang belumselesai. Bermodalkan minuman berenergi dan kopi pahit, semua pekerjaan bisa ditunda hingga batas akhir waktu.

Tapi pola macam begini bukan lah sebuah pola yang bertanggung jawab. Karena seiring bertambahnya usia hubungan kita dengan orang lain pun makin kompleks. Kerumitan tingkat pekerjaan juga tak lagi bisa diselesaikan hanya dalam hitungan jam.

Karena itu cobalah untuk lebih cerdas mengatur waktu. Jangan lagi berleha-leha diwaktu senggang dan berpeluh-peluh di kejar dead line. Bekerja dan bermainlah sesuai porsinya. Karir, bisnis dan kehidupan pribadi akan terasa lebih seimbang justru jika kita mengerjakan tanggung jawab tanpa menunda waktu.

Emosi Berkendara

Mobil maupun motor bukanlah mainan. Jalanan bukanlah milik kita pribadi. Inilah yang harus disadari. Orang masih bisa mengurut dada ketika melihat anak-anak muda menggeber gasnya ditengah keramaian. Aksi salip menyalip tak mau kalah juga jadi penghias masa muda dulu.

Tapi bagi pria dewasa, ini bukan lagi pilihan. Menjadi raja jalanan adalah sesuatu yang konyol dilakukan pada usia melewati angka 25 tahun.

Bisa melakukannya bukan berarti harus melakukannya bukan? Bisa memacu kendaraan hingga di atas 200 Km/jam bukan berarti kita harus melakukannya kan?

Berjiwa muda itu penting, tapi bersikap dewasa jauh lebih bijaksana.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top