Inspiring Men

Yosefat Wenardi Sang Pembuat Gitar

yosefat

Rasanya sulit membayangkan Iwan Fals tampil di panggung tanpa gitarnya. Sang maestro “Bongkar” memang begitu lekat dengan alat musik petik yang satu itu. Tapi pernahkah sobat mencari tahu, gitar merek dan jenis apa yang digunakannya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus mengunjungi sebuah workshop Jl. Tanjung No. 13 Bandung. Adalah Yosefat Wenardi yang sehari-sehari menghabiskan waktunya di lokasi tersebut. Di tempat yang bersahaja inilah pria berusia 49 tahun itu memproduksi gitar-gitar handmade berkualitas bermerek Secco.

gitar merk secco

Gitar-gitar Yosefat Wenardi dipilih oleh banyak musisi berkualitas sebut saja beberapa diantaranya Iwan Fals, Tohpati, Nugie hingga Sawung Jabo. Bahkan Presiden SBY pun menggunakan gitar produksi bandung ini ketika bermain gitar sembari bersantai di rumah.

Bukan sebuah perjalanan singkat yang ditempuh Yosefat Wenardi untuk sampai di titik seperti itu. Latar belakangnya adalah seorang insiyur bidang permesinan. Ia bahkan sempat membuka bengkel mobil selama beberapa tahun sesaat sesudah ia lulus kuliah. Ia baru mulai seni pembuatan gitar di tahun 1999.

Kala itu ia berkenalan dengan Ki Anong seorang Luthier terkenal di Bandung. Ketertarikannya kepada senipembuatan alat musik pun meningkat pesat. Dengan modal 10 juta rupiah ia membeli bahan-bahan untuk membuat gitar. Sambil memproduksi ia juga terus memperdalam ilmunya. Bahkan ia banyak menghabiskan waktunya berkeliling Eropa dan bertemu dengan Luthier kelas dunia.

“Meski yang dijual gitar tapi pada dasarnya saya menjual kualitas suara. Membuat sesuatu yang bersifat materi fisik untuk menghasilkan sesuatu yang abstrak (suara) begitu menarik perhatian saya” ujarnya

Yosefat Wenardi

Ketertarikannya akan kualitas suara inilah yang membuatnya konsisten di jalur handmade. Ia tidak mengarahkan usahanya menjadi industri dengan mesin-mesin mentereng.

Ia memilih dengan teliti mulai dari African black wood, snake wood dan zebra wood untuk dijadikan bahan. Kita bisa menyaksikannya begitu detail dan rinci ketika bilah-bilah kayu di letakan dalam body gitar yang sesungguhnya tak kasat mata jika dilihat dari luar.

Wajar jika dengan 10 karyawannya, Wenardi hanya bisa menyelesaikan 10 buah gitar dalam satu bulan. Itu karena satu buah gitar diselesaikannya tak kurang dari 150 hingga 200 jam kerja.

“Gitar bukan sekedar kayu mati. Gitar memiliki roh seni yang akan hidup bila dibuat dengan hati” katanya.

gitar secco wenardi

Dorongan membuat gitar dengan hati inilah yang membuat usaha bernama Secco ini seolah memiliki divisi pemesanan gitar kustom. Untuk kategori gitar jenis ini, Yosefat menyebut nilai minimum 2500-5000 dollar untuk satu unitnya.

Toh bukan Yosefat Wenardi namanya jika bisa berpuas diri dengan kucuran materi. Ia punya sejumlah impian yang ingin dicapainya sebagai seniman pembuat gitar. Salah satunya adalah mendorong penggunaan bahan baku lokal.

Karena menurutnya jenis-jenis kayu asli Indonesia sebenarnya punya kualitas yang tak kalah dari bahan kayu yang kini diimpornya dari macanegara. Perlahan namun pasti ia mulai memperkenalkan penggunaan bahan baku lokal macam rose wood, mahogany dan Makasar ebony. Komposisinya yang berbeda antara produksi massal dan pemesanan kustom. Penggunaan bahan lokal sudah mencapai 70 persen pada lini produksi massal. Sementara untuk kustom masih berkebalikan.

Selain itu ia juga mengaku menaruh perhatian khusus pada pengrajin gitar di Indonesia. Ia menyoroti belum adanya panduan baku yang bisa dijadikan patokan para pembuat gitar dalam negeri. Hasilnya antara pengrajin satu dan lainnya kurang memperhatikan kualitas dan semata bersaing di masalah harga. Bisa ditebak konsumen tak punya referensi mana gitar yang baik dan mana yang tidak.

“Hidup sejahtera menjadi pembuat gitar bukan hal yang mustahil. Namun semangat untuk terus belajar dan saling kompak antara perajinnya harus dijaga. Ini yang masih perlu perjuangan. Membuat alat musik gitar itu terkait dengan rasa, inilah yang membuat Secco jadi berbeda” ujar Wenardi.

pengrajin gitar

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top