Lifestyle & Fashion

Jangan Kerja Melulu

Di usia-usia produktif memang keinginan bekerja giat pasti ada, apa lagi kalau bonus dan uang lembur selalu menanti. Rasanya rela mengorbankan semua asalkan isi dompet selalu tebal tiap harinya. Memang untuk urusan kantong banyak yang harus dikorbankan. Karena kehidupan memang bersumber soal uang kan? Orang awam saja berkata “kencing aja bayar”, berarti ya poros kehidupan adalah uang.

Uang memang menjadi salah satu benda mati yang dipuja dan dirindukan. Makanya, banyak orang yang bekerja mati-matian untuk mendapatkannya. Tapi terlalu sibuk bekerja juga tidak untung, Bung bisa saja ditinggalkan orang-orang yang disayang, dilanda rasa sakit, sampai keluarga tak begitu diperhatikan dan baru berasa ketika mereka satu per satu berpulang ke alam baka.

Kalau bekerja giat memang diperbolehkan Bung. Namun, jangan sampai waktu bekerja mengganggu hal-hal lain. Seperti menjaga silaturahmai keluarga, kehangatan bersama pasangan dan tali persaudaraan bersama teman. Kebahagiaan itu datang dari sekitar kalian, Bung harus bisa menjaga kadar antara bekerja dan kehidupan sosial. Karena tak selamanya materi dapat membeli kebahagiaan.

Keluarga Dicampakkan Karena Sibuk Bekerja Tiap Pekan

Bekerja menghabiskan 5 hari dari 7 hari yang tersedia setiap pekannya. 40 jam dihabiskan setiap 5 hari untuk menunjukan dedikasi, sampai hari Sabtu dan Minggu terkena imbasnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Dari sekian waktu yang tersisa kapan Bung bertemu keluarga? bahkan hanya sekedar menanyakan kabar saja tidak sempat, padahal perihal tahu kabar seseorang tidak menghabiskan waktu selama 3 menit.

Untuk meluangkan waktu 3 menit saja terlupakan karena terlalu fokus dan disibukkan pekerjaan. Pekerjaan sepertinya terlalu banyak menyita waktu. Bung, membangun komunikasi keluarga itu penting dan harus dijaga, karena mereka pasti juga merindukan untuk berbicara banyak. Tapi mereka tak berani memulainya, karena takut mengacaukan waktu yang Bung punya.

Lembur Dan Bonus Menggoda Di Waktu Luang, Sehingga Pacar maupun Kawan Rela Dikorbankan

Ketika dewasa, memang jumlah teman semakin lama, semakin berkurang. Bisa karena memang sudah tidak terjalin komunikasi atau memang kesibukan yang menjadi alasan. Mereka yang pergi mungkin lelah karena pernah diabaikan beberapa kali, ketika rasa ingin bersua sahabat ditampik sebab lembur di akhir pekan. Jangan salahkan mereka yang pergi Bung, karena diabaikan terus-menerus membuat mereka lelah dan takut mengganggu waktumu.

Tak hanya soal persahabatan saja, tapi pacar juga bisa berakhir seperti ini. Hubungan antara pasangan lebih pelik dari persahabatan karena harus memberikan kabar setiap saat. Kalau Bung yang selalu disibukan dengan bekerja demi uang, ya tinggal tunggu waktu saja karena si nona pasti akan meninggalkan. Jangan sampai pekerjaan menyita semua waktu Bung. Bung bukan robot yang harus siap bekerja 1×24 jam, tapi hanya manusia biasa yang mempunyai kehidupan lain selain bekerja.

Tenaga Digadai Demi Pekerjaan, Meski Kesehatan Telah Berada Di Titik Keberatan

Tubuh yang selalu diforsir untuk bekerja lebih dari biasanya tidak akan baik-baik saja. Meski tubuh Bung tidak bereaksi apa-apa, bukan berarti tak ada masalah. Mungkin memang tidak sekarang, namun bisa saja nanti. Kondisi fisik tidak boleh diabaikan, Bung yang terlalu banyak bekerja harus menjaga kesehatan. Kalau pola makan dan tidur saja berantakan, otomatis itu akan membuat Bung sakit-sakitan.

Bung yang bekerja terlalu giat sampai tak kenal waktu demi mengejar bonus, pasti akan mendapatkan hal yang setimpal yakni kantong yang lebih tebal. Namun, buat apa kantong yang lebih tebal kalau itu semua nantinya dipakai untuk biaya perawatan. Oleh karena itu, jangan sampai pekerjaan Bung merusak waktu tidur dan makan, karena dua hal itu menjadi asupan dan kekuatan.

Waktu Sangat Krusial, Terlalu Memforsir Diri Untuk Bekerja Akan Membuat Hidup Bung Sial

Momen yang terasa membahagiakan tidak akan bisa diulang. Bung yang sekarang telah berusia kepala tiga apakah merindukan rasa-rasa di mana grup chatting dipenuhi obrolan tentang liburan dikala tanggal merah yang terselip. Atau ketika keluarga sedang berkumpul dan bercanda tentang masa kecil anak dan cucunya yang sekarang telah dewasa. Tak lupa juga si nona yang sering mengajak makan sate taichan di setiap pekan karena sedang hits- hitsnya di media sosial. Terkadang kebahagiaan tidak bisa diukur lewat harta, kebahagiaan adalah soal waktu yang dimanfaatkan menjadi momen sederhana yang memiliki sejuta makna.

Kebahagiaan Itu Nyata, Sedangkan Materi Itu Fana Bung

Money can’t buy happiness sebuah jargon yang pasti Bung ketahui. Bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Beberapa hal yang menjadi sumber bahagia dalam kehidupan ini tak bisa dibeli dengan materi. Materi hanya membawa rasa nyaman dan aman, sekaligus poros kehidupan. Kebahagiaan bisa didapatkan dari sebuah rasa pertemanan, kekeluargaan, dan percintaan. Rasa-rasa tersebut tak bisa dibeli dengan uang, juga tidak bisa diukur dengan materi. Karena kebahagiaan itu adalah bentuk nyata dari kehidupan yang sesungguhnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Baik

Kerjaan Bung Tak Kenal Waktu, Hingga Bertemu Teman Pun Cuma Sebatas Angin Lalu

Pertemanan yang terjalin lewat obrolan dan saling menghabiskan malam memang menyenangkan. Namun seiring bertambahnya usia, hal tersebut mulai terasa langka dikala kesibukan bekerja mulai melucuti waktu satu per satu. Sibuknya pekerjaan mulai digempur dengan deadline sampai lelahnya begitu terasa setiap pekan. Membuat Sabtu dan Minggu Bung hanya terpakai untuk beristirahat.

Kedisplinan aturan kantor hingga jarak yang ditempuh dari rumah, membuat Bung harus selektif memilih hari untuk bertemu teman. Dulunya Bung bisa bertemu hampir setiap minggu, sekarang untuk menyapa saja harus berpikir terlebih dahulu karena takut mengganggu. Lama kelamaan Bung tidak menyadari kalau teman yang dulu dilabeli sahabat sejati, satu per satu mulai pergi.

Tetap Menjaga Komunikasi Meskipun Hanya Sekedar Chat Basa-basi

Kerja yang sibuk seharusnya tidak dapat membuat pertemanan Bung harus berakhir buruk, dalam artian sudah tak lagi saling mengenali. Walaupun Bung tidak memaksakan untuk bertemu, akan tetapi Bung bisa menjaga komunikasi agar persahabatan tetap terjaga dengan rapi. Hingga cap sombong pun tidak dilontarkan teman-teman Bung yang dulu jadi saksi kala hidup bujang dan mengganggur.

Menjaga komunikasi bisa berawal dari menanyakan kabar Bung. Meskipun terkesan aneh dan janggal, Bung bisa membungkus pesannya lewat candaan, hingga respon teman pun pasti jadi cair dan tidak kaku. Atau Bung bisa memantau aktivitas kesehariannya lewat media sosial, agar pada saat bertemu Bung bisa mengobrol dengan padu.

Tak Sengaja Berpapasan Bisa Dimanfaatkan Untuk Mengobrol Dadakan

Usahakan apabila Bung berpapasan dengan teman untuk tidak buru-buru pergi. Manfaatkan momen singkat tersebut untuk membuat hubungan yang tadinya renggang untuk erat kembali. Apa lagi melihat jadwal kerja yang kian padat, tentu Bung harus berpikir kalau untuk bertemu kembali pasti susah untuk menyamakan hari. Semisal bertemu di satu acara yang sama, atau ada meeting dengan klien yang kebetulan dengan kantornya bisa mengajaknya melipir ke kafe atau bermain di kantin. Toh, itu semua demi aroma persahabatan yang dapat bersua kembali.

Coba Bung Mentraktir Dengan Embel-Embel Sebagai Bentuk Pencapaian Karir

Memang Bung sedang tidak naik jabatan dan sedang dalam kondisi krisis uang. Tetapi mentraktir teman tak harus di kafe atau restoran kenamaan. Sekedar makan di pinggir jalan atau membelikan secangkir kopi di kedai sederhana bisa membuat teman bahagia. Karena yang penting kan bukan apa pemberiannya, tetapi quality time-nya.

Dengan bertingkah seolah-olah seperti itu, pasti teman dapat menghargai dan bisa membuat hubungan kembali seru seperti dahulu. Coba Bung bayangkan, dahulu ketika saling bertukar cerita konyol yang ditemani segelas es teh manis sepulang kuliah atau semasa SMA, betapa konyol dan serunya kan?

Ketika Sempat Bertemu, Coba Ceritakan Keluh Kesah Pekerjaan Bung, Siapa Tahu Teman Bung Memahaminya

Setiap orang memang membutuhkan pekerjaan untuk menambal kebutuhan yang kian meningkat. Ketika Bung bercerita soal keluh kesah pekerjaan, teman pun bakal paham kenapa sekarang Bung timbul tenggelam bagaikan ombak di lautan barat daya. Karena bisa saja teman Bung juga mengalami hal yang sama. Tapi Bung tenang saja, sebab kesibukanmu tak dijadikan alasan baginya untuk tidak berteman lagi. Karena persahabatan itu saling mengerti satu sama lain lewat sebuah kondisi.

Persahabatan Adalah Liburan, Rangkailah Jadwal Agar Rencana Dapat Terkawal

Melihat banyaknya long weekend yang tersedia dalam beberapa bulan ke depan. Bung bisa merencanakan secara dadakan dengan mengajak teman untuk liburan (dibaca: travelling). Dengan dimatangkan jauh-jauh hari, liburan bersama teman-teman Bung pasti bisa terwujud. Karena setiap orang yang penat bekerja pasti menginginkan waktu refreshing untuk meremajakan diri dengan berlibur ke sana ke mari. Cobalah Bung ajak temanmu, siapa tahu dia merindukan kisah konyolmu dulu waktu bertingkah lucu saat berlibur di Pulau Seribu. Jadi bertemu teman bukan lagi sekedar omongan angin lalu.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top