Lebih Tahu

Musisi Merambah Digital, Saatnya Tinggalkan Konvensional?

Masa transisi atau peralihan itu pasti akan dilakukan oleh setiap orang bung. Sesederhana ketika dari TK menuju SD saja. Begitu pula dengan dunia musik di zaman sekarang. Layanan musik digital streaming semacam Spotify, Joox dan Deezer menjadi ‘Pasar baru’ yang tentu sudah akrab bagi pegiat musik dan pendengar. Belum lagi sosial media seperti Youtube dan Instagram yang menambah pemasaran baru bagi musisi untuk menjadi lebih populer!

Apalagi jalur-jalur konvensional pun pada akhirnya mulai ditinggalkan para pendengar bung dan sedikit yang bertahan. Karena ada layanan yang lebih mudah dan efisien teruntuk pada layanan musik digital streaming. Bagi musisi, ini gairah baru dalam memasarkan lagunya yang mana proses monetisasi uang dari karya yang dihasilkan. Tentunya ini menjadi nyawa baru untuk memberantas maraknya pembajakan yang membuat pundi-pundi uang para musisi berkurang.

Bagaimana cara musisi untuk terjun ke dunia digital tentu memiliki persayaratan tersendiri.

Memajang Karya Musik di Digital Meluaskan Karya ke Pendengar Baru

Biasanya para musisi dalam memajang atau lebih tepatnya memasarkan karya ke dunia musik digital dengan memanfaatkan kinerja dari aggregator musik. Singkatnya, ia ada fasilitator bagi msisi untuk menjual musik secara online dengan cakupan yang luas sampai tingkat internasional lho!

Dengan fokus urusan distribusi karya yang terhubung dengan berbagai toko musik online di seluruh dunia. Biasanya album dan beberapa EP atau extended play sampai single bakal diakomodir oleh si aggregator dan dipasarkan di layanan digital streaming.

Bisa juga kalau bung yang merupakan ‘musisi akhir pekan’ yang merasa punya talenta mumpuni di seni musik, ingin memajang karyanya di Spotify. Tinggal membuat akun dengan harga Rp 260 ribu yang berlaku selama satu tahun. Dengan catatan karya yang orisinil dan tidak ada unsur plagiatisme sama sekali.

Royalti Terus Mengalir, Membuat Musisi Tajir

Spotify, memberikan royalti kepada musisi sebesar 0,0006 dolar AS sampai 0,0084 dolar AS untuk sekali streaming. Banyaknya royalti tentu dihitung dari seberapa banyak lagu bung dimainkan oleh pendengar di digital.

Sebagai contoh Adele, Taylor Swift, sampai Dua Lipa bisa menghasilkan ratusan ribu dolar AS per bulan hanya dari Streaming lagu. Tidak hanya penyanyi yang mendapatkan royalti ini. Tentu saja nilai tersebut akan dibagi kepada para pemegang hak cipta, seperti label rekaman, produser, artis sampai penulis lagu.

Di negeri Paman Sam sendiri besaran royalti untuk para pemegang hak cipta berubah bung. Semula 10,5 persen meningkat menjadi 15,1 persen, aturan baru ini membuat perusahaan streaming lagu harus membayar sebesar tarif tersebut kepada penulis lagu dan perusahaan rekaman. Penghasilan artis otomatis jauh lebih besar.

Tak Terpatok Layanan Digital Streaming, Instagram Juga Memiliki Andil Penting

Instagram menjadi salah satu point penting juga untuk para musisi. Di mana keseharian sampai info-info penting terkait mereka disebarkan lewat Instagram. Mulai dari mengabadikan kegiatan, jadwal manggung sampai membangun keterikatan antara fans dengan musisi.

Bahkan kontak manajer sampai booking agent akan tertera di sana sampai hal-hal berbau gimmick. Apalagi kalau bung ingin menjadi musisi, biasanya dapat dimulai dengan membuat potongan video cover lewat video di Instagram.

Youtube, Juga Menjadi Ladang Baru Para Musisi Karena Ada Monetisasi

Sebenarnya tidak semata karena uang belaka bung, tapi Youtube juga menjadi salah satu hal yang dapat membuat bung menjadi terikat dengan para fans atau pendengar. Tidak hanya video klip, tapi beberapa musisi sudah ada yang membuat vlog seperti Youtubers. Segala kegiatan mereka yang berkaitan dengan musik, seperti perjalanan manggung, dibalik layar pembuatan video klip, sampai menyoal kepada hal-hal yang di luar musik pun juga divisualisasikan demi membangun keterikatan.

Lantas bagaimana cara monetisasi kanal Youtube, memang ada ketentuan seperti bekerja sama dengan menjadi Youtube Parthner. Nantinya tim Youtube akan meninjau apakah iklan dipebolehkan masuk di kanal bung atau tidak.

Sedangkan para musisi besar yang sudah dinaungi label rekaman, Youtube pun sudah memiliki perjanjian lisensi lho. Artinya Label kemungkinan besar sudah bekerjasama dengan Youtube.

Banyak Pula yang Menjadi Musisi Berkat Talentanya Tersiar di Sosial Media

Tanpa perlu dijelaskan siapa saja yang berawal dari Youtube kemudian menjadi musisi besar, bung pun bisa mengetahuinya saat menelusuri di Internet. Sosial media, ternyata bisa menjembatani diri bung untuk menjadi musisi.

Dimulai dengan mengcover lagu terkenal, yang dibawakan dengan gaya bung sendiri. Namun perlu diingat bung bahwa sebagan besar lagu sudah dilindungi oleh hak cipta komposisi. Tenang, itu tak menghalangi jalan bung menjadi populer, karena Youtube memiliki kebijakan musik yang memberi tahu pemegang lisensi mana yang mengizinkan lagunya dicover di Youtube.

Apabila lagu yang bung cover berhasil viral dan membuat bung banyak penggemar, Youtube akan memberikan penghargaan secara finansial. Biasanya ada Content ID yang memeriksa apakah video cover yang bung unggah sudah berhakcipta yang dimiliki artis, label dan penerbit. Apabila iya, pihak Youtube tidak akan menghapus namun dapat menghentikan bung untuk memonetisasi video.

Banyak jalan untuk menjadi musisi populer, terutama lewat sosial media atau dengan Pd-nya langsung memasarkan di layanan digital streaming. Apakah bung sudah mantap untuk menjadi musisi?

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Apakah Ini Saat yang Tepat Untuk Bung Jadi Musisi?

Jadi musisi mungkin masuk dalam salah satu bagian dari cita-cita bung yang tak tersampaikan. Maklum saja, karena jadi musisi harus disiapkan secara matang, kan? modal talenta saja tidak cukup kalau tidak didukung oleh fasilitas sekaligus jalur yang tepat.

Toh salah satu dari bung, pasti memiliki kawan yang pandai memetik gitar atau membuat lagu tapi tak jadi musisi kan? memang ia bisa beralasan tidak mau atau sekedar jalankan hobi. Seandainya ia berada di jalur yang tepat alias memiliki koneksi. Kami berani bertaruh ia tidak menolak apabila ada tawaran jadi musisi.

Mungkin bung bertanya, jalur yang tepat itu seperti apa? sebenarnya jalur yang tepat itu adalah di mana ia beranikan diri untuk mempromosikan diri. Sosial media misalnya. Di era sekarang Youtube dan Soundcloud secara jelas bisa membantu seseorang mencapai mimpinya. Salah satunya jadi musisi. Karena dua platform tersebut memang banyak menelurkan seseorang menjadi bintang.

Lantas, apakah ini saat yang tepat untuk bung jadi musisi?

Jangan Sia-siakan Kesempatan, Apalagi Lagu yang Sudah Diciptakan Sayang Kalau Tidak Disiarkan

Berbicara kesempatan setiap orang tentu punya. Bahkan jadi musisi sekali pun, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Untuk itu apabila bung memiliki stok lagu yang direkam secara iseng di kamar, jangan disia-siakan untuk disiarkan. Aji mumpung kalau lagu bung ternyata diminati oleh banyak pendengar. Itu jadi satu tanda kalau bung sudah memiliki peminat dari materi atau karya yang bung ciptakan. Secara optimis itu langkah bagus unuk memulai karir jadi musisi.

Platform Digital Membantu Raih Mimpi dan Pundi dengan Potensi yang Cukup Besar

Era digital memang membuat semua hal serba efisien. Munculnya Youtube, Soundcloud, Instagram sampai Spotify mampu mengakomodir kepentingan kalian yang ingin jadi musisi. Dari proses penyiaran karya, promosikan diri ke khalayak luas sampai karya yang tertera pun bisa dimonetisasi guna menghadirkan uang. Belum lagi para pendengar banyak yang meninggalkan konvensional untuk melangkah ke digital. Semakin menambah kesempatan untuk memperluas pasar.

Tapi Meski Sudah Digital, Album Fisik Jadi Tanda Mati Seorang Musisi

Ingat bung, bukti seseorang jadi musisi adalah album fisik. Meskipun digital sekarang sudah merajalela, album fisik masih memiliki nilai lebih bagi para pendengar. Dari bisa dilegalisir alias ditanda tangan sekaligus bisa dipegang! nah, ini menjadi arti tersendiri bagi para pendengar. Pasti bung juga begitu kan, lebih suka memiliki album fisik berupa CD, kaset atau Vinyl dari pada yang tertera di digital. Konon bagi pendengar, album di digital hanyalah semu.

Indie Label atau Major Label, Dua Hal Beda Dengan Tujuan Sama

Saat bung memilih label indie atau major label, sebenarnya itu bung dihadapkan dua pilihan yang tak jauh berbeda. Intinya apakah bung ingin dibebaskan secara ekspresi atau dimanjakan fasilitas. Label ini nantinya akan menjadi jalan pembuka bagi para musisi untuk dipromosikan ke media dan semacamnya. Tentu karena ini pilihan, bung bebas memilihnya.

Namun Bung Perlu Ingat, Tampang Bukanlah Satu-satunya Modal untuk Jadi Musisi yang Dikenal

Nah, banyak yang berbicara bahwa jadi musisi itu harus menarik, harus ganteng. Sebenarnya tidak juga bung, yang paling penting bagi musisi untuk mengetahui musik yang ia mainkan. Dalam artian musikalitas seorang musisi harus diperluas dan mampu memproklamirkan menjadi yang berbeda dari yang lainnya. Karena yang berbicara itu adalah karya, bukan wajah atau tampang semata.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Lagu Tak Berhenti Saat Diciptakan, Tapi Harus Dipasarkan

Mungkin mimpi bung salah satunya adalah jadi musisi kondang atau rockstar. Digilai nona-nona, fans di mana-mana, nama selalu harum dipuja-puja. Karya jadi jembatan untuk merealisasikan mimpi. Tapi karya yang dibuat tak bisa berhenti saat diciptakan, tapi harus dipasarkan kalau mau mimpi tersebut jadi kenyataan. Memasarkan bertujuan menjamah telinga-telinga para penikmat musik di luar sana.

Memasarkan atau promosi sebuah karya seperti lagu tidak diketahui secara baik oleh orang awam. Mungkin beberapa dari mereka tak bertujuan untuk terkenal, tapi aji mumpung. Kalau terkenal karena lagunya ya syukur, kalau tidak pun, tak jadi masalah. Banyak orang yang memiliki hobi bermain alat musik dan bisa membuat lagu menarik (selera). Tapi tak paham bagaimana cara memasarkan. Mengandalkan sosmed saja tidak cukup untuk menjamah orang diluar followers-mu.

Maka dari itu, bagi bung yang niat atau iseng promosi lagunya, bisa simak beberapa cara di bawah ini.

Manfaatkan Platform yang Tersedia Seperti SoundCloud

Mengunggah sebuah lagu di internet jadi siasat baru untuk promosi. Tidak hanya Youtube, SoundCloud juga populer digunakan untuk memasarkan karya. Banyak musisi sampai band indie yang populer berkat platform ini. Soundcloud membebeaskan pengunjung untuk mendengarkan musik. Bung bisa mengatur akun bung, apakah lagu yang diunggah dapat di-download secara massal.

Pada 2012, nama Rendy Pandugo tersiar di SoundCloud dan dijuluki John Mayer Indonesia. Rendy dapat dibilang mengawali karir bermusik lewat platform distribusi suara online ini. Sekarang, ia telah digandeng label besar, Sony Music Entertainment Indonesia yang telah merilis album The journey tahun 2017.

Membuat Demo dan Disebarkan ke Radio

Tak ada yang menang besar kalau tak bertaruh besar. Istilah ini rasanya pas untuk bung yang berniat memasarkan lagunya. Dengan cara merekam lagu anyar yang diciptakan ke compact disc (CD) dan cetak banyak untuk disebarkan ke radio.

Biasanya para Music Director akan me-review. Apabila mereka srek, otomatis akan ada kelanjutan dari itu semua. Bisa diputar sampai diulas tentang lagumu di Radio tersebut. Perlu diingat, kualitas rekaman harus dimaksimalkan agar sound tidak berantakan.

Coba Juga Kekuatan Press Release!

Cara termudah agar lagu dan dirimu dapat dilirik oleh media adalah dengan buat press release. Bung bisa kerjakan sendiri atau meminta tolong teman yang kebetulan piawai dalam menulis. Sertakan foto yang bagus sekaligus tautan lagu yang sudah diunggah. Atau melampirkan file dalam format MP3.

Otomatis media bisa memperhitungkan apakah lagu bung layak untuk diberitakan atau tidak. Biasanya cara ini terbilang efektif, asalkan dalam penulisan press release semua hal tertera lengkap. Seperti info tentang diri bung, lagu menceritakan apa, pernah pentas di mana dan genre apa.

Jangan Malas Riset Media, Sebelum Sebar Press Release yang Bung Punya

Sebelum bung memutuskan untuk mengirim, sebaiknya riset dulu media mana saja yang ingin bung kirim. Apakah ada peluang naik menjadi berita atau tidak? Karena tidak semua media mau memberitakan tentang seseorang yang belum memiliki nilai berita. Memahami media yang dituju menjadi cara yang baik bagi musisi pemula. Biasanya ada beberapa media non-mainstream yang mau memberitakan tentang musisi pemula.

Jangan sampai bung asal kirim, ketahui apakah media tersebut biasa mengakomodir berita tentang musik atau tidak? Dan apakah memang sering memberitakan tentang musisi pemula. Intinya rajin mengulik beberapa media musik. Di sisi lain, menyebarkan ke media besar pun tidak salah. Siapa tahu bung memiliki kenalan jurnalis yang sekiranya bisa menyelipkan tentang bung di media ia bekerja. Meskipun terlihat untung-untungan dengan cara press release, tapi ini cara yang efektif.

Rogoh Kocek Lebih, Buat Video Menarik Agar Pendengar Tertarik

Era internet seperti ini, memang harus dimanfaatkan dengan baik. Banyak yang berubah nasibnya lewat keperkasaan internet. Dari nothing jadi something. Bung bisa membuat video saat memainkan lagu ciptaan. Tentu saja, bung tidak asal merekam dengan kamera gawai yang ditaruh di sudut meja, dan bung gitaran sambil duduk di kamar yang berantakan. Namun yang kami maksud adalah membuat video yang niat, bung jamming di studio dan memakai kamera berkualitas. Video ini jadi garda terdepan untuk memunculkan karakter sebagai musisi.

Bung bisa minta bantuan teman di sosial media, untuk share video saat bung sedang jamming. Saran ini dapat menggaungkan video bung untuk terdengar luas sampai dinikmati secara global lho. Unggah video tersebut ke Youtube, kalau bisa tautkan link video ke semua sosmed yang bung punya dan share ke mana saja. Tak mungkin teman sekeliling tak melihat, bisa jadi ada yang membantu share.

Gimana bung, mulai terfikir untuk memasarkan belum?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Ketika Jalur Indie Membebaskan Ekspresi dan Major Label Mampu Memfasilitasi

Sesungguhnya membaca indie label dan major label seperti melihat penawaran, apakah bung mau tinggal di kos sendirian atau di rumah besar bersama orang tua. Yap, jalur indie memiliki kesan mandiri sedangkan major label sebaliknya. Kedua hal ini sangat kontras tapi tujuannya sama. Bahkan, beberapa label ada juga yang jadi penentu kesuksesan karena besarnya nama sang label itu sendiri yang biasanya didominasi major label.

Meskipun begitu, banyak juga dari sisi indie yang mampu menggebrak permusikan nasional. Label tak bisa jadi patokan juga sebenarnya apakah band itu sukses atau tidak. Kemampuan mampu menyihir pendengar lewat materi lagu yang diciptakan. Seyogyanya major dan indie hanya menjadi jembatan dalam karir dunia tarik suara.

Eskpresi Bung Tidak Terbelenggu Apabila di Jalur Indie

Mencurahkan ekspresi lewat sebuah karya seperti musik jadi pelampiasan paling pas bagi musisi. Mungkin bung selama ini gemar bermain musik juga memiliki pelampiasan yang sama. Pembatasan dalam ekspresi pasti akan mempengaruhi dari lagu yang diciptakan. Sebagaimana kami jelaskan di atas, berada di jalur indie itu seperti tinggal di kos. Mandiri, tidak ada yang mengatur.

Kebebasan berkarya dijamin, mau unik dan nyeleneh seperti apa pun, tidak ada aturan. Sedangkan di major label, rasa untuk mencurahkan ekspresi itu sulit karena ada aturan yang ditetapkan. Bahkan tak jarang musisi atau band yang masuk di major label hanya jadi pengikut band yang sudah sukses di label tersebut.

Meskipun label major menganggap mencontoh band atau musisi besar adalah sebuah blue print, tapi itu tidak jadi patokan kalau yang mengikuti akan memiliki kesuksesan yang sama.

Perjalanan Karir di Jalur Indie, Bisa Bung Tentukan Sendiri

Ketika bung berada di jalur di Indie nasib dan perjalanan karir ditentukan sendiri. Secara umum management yang ada di jalur ini tidak memiliki aturan tertentu. Alhasil setiap musisi mempunyai visi misi jelas dan memiliki rencana tentang apa yang dilakukan ke depan.

Sedangkan major label memiliki aturan dan segala macam bentuk promo, sampai jalan mana yang mesti di pilih musisi ada di tangan manajemen. Pengaturan sudah disepekati sejak awal tanda tangan kontrak, jadi musisi mau tidak mau  harus menuruti.

Dimanjakan Fasilitas Guna Menunjang Musisi Berkarya

Indie label dan major label memang dua sisi berbeda, terutama perbedaan fasilitas. Setiap musisi akan mendapatkan fasilitas yang luar biasa apabila di major label.  Segala yang dibutuhkan, sampai apapun yang kurang akan diberikan oleh label. Fasilitas tersebut lebih kepada penunjangan karir seperti alat-alat yang dibutuhkan sampai basecamp, tempat mereka untuk menuangkan ide dalam bentuk karya.

Tentu saja, fasilitas itu tidak diberikan cuma-cuma, tergantung kesepakatan masa kontrak. Sedangkan di inde label, tentu servis-nya beda dengan major label. Sangat amat jarang indie label memberikan fasilitas, terkait fasilitas semacam alat biasanya ditanggung oleh band itu sendiri atau pihak penyelenggara yang mengundang sebuah acara.

Terjun di Jalur Indie Bisa Menikmati Hasil Seorang Diri Tanpa Harus Dibagi-bagi

Hasil atau pendapatan sebagai musisi memang banyak, tapi besar atau banyaknya tergantung dari label apa ia bernaung. Sebagian besar musisi mengincar pilih major label karena banyak keuntungan, selain fasilitas, dan promo gencar di berbagai media, mendapat keuntungan yang besar juga jadi pilihannya.

Meskipun begitu, hasil jerih payah yang bung lakukan tidak sepenunya bung dapatkan. Intinya, major label lebih banyak mendapat bagian keuntungan dari hasil kerjanya. Sedangkan jalur indie hasil yang didapat tidak perlu dibagi dengan sebuah manajemen. Alhasil seluruh pendapatan bisa bung nikmati sebagai musisi.

Lantas Kalau Mau Jadi Musisi, Bung Pilih Jalur Indie atau Major?

Memilih, ini bagian tersulit. Indie atau major sebenarnya tidak begitu jauh perbedaannya, tapi secara karya agak timpang. Terkait ingin mencurahkan eskpresi atau mengejewantahkan kondisi yang sempat dialami terasa sulit kalau di major. Sedangkan di indie, kebebasan dipegang penuh, kendali label tidak ada dalam karya.

Terkait keuntungan, kalau ditakar di jaman sekarang dan apa yang terjadi sekarang sebenarnya sudah saling seimbang antara indie dan major. Semuanya balik lagi kepada band, bagaimana cara mereka memposisikan diri, promo sampai gimmick apa yang dipakai dalam memasarkan karya.

Intinya, label hanya membuat cakupan pasaran semakin meluas, terutama untuk album fisik. Album fisik sudah tidak penting? tidak juga, bagi beberapa fans atau pendengar, memiliki hal yang berwujud itu lebih memorabilia. Terlebih, sang musisi sudah melegalisir atau menandatangani album yang dimiliki, tentu makin bernilai tinggi.

Bagi fans, proses tanda tangan musisi di album yang dimiliki adalah cerita menarik yang patut diingat kembali. Balik lagi ke soal dua label ini, sebenarnya setiap musisi bebas untuk milih jalur mana yang dipilih. Indie atau major tak jadi masalah. Terpenting untuk jadi musisi adalah karya, karena ini jadi bukti bahwa seseorang ini benar-benar jadi musisi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top