Entertainment

Mentertawakan Indonesia, Sudahkah Anda Bahagia?

mentertawakan indonesia

Mereka yang perduli tata bahasa pasti langsung bisa menunjuk kesalahan ejaan pada judul tulisan di atas. Alasannya, di tata bahasa Indonesia imbuhan me-kan jika bertemu dengan huruf T haruslah melebur menjadi huruf n. Artinya judul yang benar harusnya “menertawakan Indonesia”.

Tapi judul tersebut tidaklah salah tulis. Ini adalah sebuah gelaran standup comedy special yang memang berjudul “Mentertawakan Indonesia”. Apa itu berarti acara yang digelar pada 9 Oktober 2013 di Taman Ismail Marzuki Jakarta kemarin itu tak memahami kaidah bahasa?

Sama sekali jauh dari demikian. Kesalahan ini memang disengaja adanya. Judul tersebut dibuat guna menghapus pikiran negatif sebagian orang bahwa acara ini bertujuan mengolok-olok Indonesia. Hal ini untuk mememudahkan penyampaian paradigma baru, yaitu sebuah ajakan untuk mengajak Indonesia tertawa.

Yup, acara ini bukan sekedar acara standup comedy. Ini adalah rangkaian acara edutaiment yang digagas oleh Aethra Learning Center sebuah institusi pengajaran yang berkonsentrasi pada kesehatan mental. Seberapa mengkhawatirkannya kah kesehatan mental di Indonesia hingga perlu digagas acara semasif itu? Coba simak video yang menjadi pembuka acara semalam ini.

Nyatanya memang dari video itu diungkap bahwa 94 persen penduduk Indonesia terkena depresi dari ringan hingga berat. Lantas apa bahagia itu sebenarnya? Bagaimana menjadi bahagia?

Jawaban pertanyaan ini yang coba diajukan oleh keempat komika yang tampil malam tadi. Mereka seolah memberikan oase di tengah carut marutnya kehidupan di Indonesia. Mereka tidak bicara utopis, mereka bicara kenyataan.

Simak saja salah satu bit Ryan Adriandhy yang jadi komika pembuka.

“Gue pernah tanya kawan-kawan gue waktu kuliah. Setelah lulus mau jadi apa? Mereka terbagi menjadi tiga. Pertama menjawab, setelah lulus mau kuliah lagi. Ini berarti kelompok yang peduli pendidikan. Kedua menjawab, mau langsung kerja, ini berarti kelompok yang mengejar materi. Ketiga menjawab, mau party! Gue aneh dan kasihan sama kelompok ketiga ini, mau party aja syaratnya harus S1”

Lalu kemudian muncul Ernest Prakasa dengan salah satu bit

“Gue di Bali makan paha babi di restoran harganya 250 ribu. Mungkin ini babi ningrat kali ya, koq mahal banget. Babi yang gak mau bergaul sama babi-babi jelata lainnya Setelah gue makan memang enak banget, ternyata itu babi gak ada lemaknya sama sekali. Coba bayangin gimana caranya paha babi gak ada lemaknya. Setelah gue pikir pantes mahal, yang bikin mahal membership fitness si babinya biar gak berlemak”

Penampilan ketiga Sammy D Putra alias Notaslimboy. Salah satu yang tampil terbaik malam itu. Ia tampil cerdas dengan isu-isu hangat macam Farhat Abas dan logika pemerintahan yang seringnya malah membuat kita tergelak.

“Entah kenapa gue gak suka liat Farhat Abbas. Bisa jadi untuk yang percaya reinkarnasi, Farhat Abbas ini dikehidupan masa lalunya adalah seorang public enemy. Atau setidaknya dia musuh saya. Bisa jadi Itu kenapa tiap liat Farhat Abbas saya jadi benci. Dikehidupan sebelumnya dia bukan Gajahmada, dia bukan Soekarno, mungkin dikehidupan sebelumnya dia itu, Farhat Abbas.”

Terakhir muncul Pandji Pragiwaksono. Ia bercerita seputar keruwetan hidup berkeluarga.

“Menurut gue lebih baik poliandri dari pada harus poligami. Bayangin ngurus dan biayain satu istri dengan anaknya aja udah bikin pecah kepala. Gimana kalau harus ngurus banyak istri beserta anaknya? Lebih baik Poliandri. Satu istri dan anak-anaknya diurus dan dibiayai banyak pria. Lebih efisin kan?”

Demikian para komika tersebut mengajak kita untuk lebih bahagia. Keruwetan hidup yang dibicarakan adalah apa yang sebagian kita hadapi. Tapi mereka mengajak kita untuk mentertawai keruwetan tersebut dan bukan larut di dalamnya.

Malam itu pun ditutup, namun ajakan untuk lebih bahagia ini belum berakhir. Karena standup comedy ini merupakan bagian dari rangkaian acara. Acara kedua akan digelar seminar smile for the future pada tanggal 19 oktober 2013 di Goether Institute menteng Jakarta.

Jadi, sudahkah anda bahagia?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top