Kencan pertama memang sangatlah krusial untuk dijalani. Memantau sikap, melihat kecocokan sampai menatap soal kepribadian. Untuk hal yang terakhir memang sangat sulit untuk diperhatikan, apalagi hanya berpatokan dari beberapa pertemuan. Namun, kepribadian seseorang bisa ditelisik lewat warna pakaian yang dipakai di hari pertama kencan lho, Bung!
“Pakaian yang digunakan saat kencan menjelaskan tentang kepribadian seseorang. Baik dari warna atau pun modelnya,” kata Chiara Atik, seorang pakar kencan sekaligus penulis dari buku “Modern Dating A Field Guide“. Begitu hal ini dituturkan oleh seseorang yang pakar di bidang soal kencan, mungkin Bung pun bakal memikirkan kembali warna apa yang dipakai si nona pada saat kencan pertama kali. Atau Bung jadi mempunyai kisi-kisi untuk menanti kencan pertama nanti.
Warna Merah Menampilkan Jati Diri Si Nona yang Berani
Warna pertama yang dibahas adalah warna merah. Merah memang kerap tampil sebagai warna yang berani dalam berbagai aspek apa pun. Nah, untuk soal kencan seperti dilansir dari The Health Site, warna merah juga menandakan orang tersebut memiliki karakter yang menarik. Hal ini pun dapat diartikan juga kalau si nona memancarkan daya tarik yang begitu kuat, terutama untuk soal seks.
Jiwa Kreatif dan Pemikir Terpancar dari Warna Biru Muda
Memiliki jiwa kreatif memang bisa menjadi daya tarik, terlebih lagi kalau dikaitkan dalam hal berpacaran. Bisa saja hal-hal menyenangkan terjadi selama Bung bersama dengannya. Warna biru adalah salah satu warna yang memancarkan kepribadian tenang, pemikir, sekaligus kreatif.
Karakter tersebut bisa jadi sangat cocok dengan Bung yang juga doyan berpikir. Jadi kalau Bung bertemu si nona di kencan pertama dengan baju biru muda, bisa jadi kalian akan mempunyai keluarga yang matang nantinya karena dua karakter pemikir menjadi satu.
Hati-hati dengan Warna Abu-abu Lho, Bung!
Salah satu karakter yang menurut Chiara Atik mudah tersinggung memiliki kaitan erat dengan warna abu-abu, lantaran warna ini pun menggambarkan seseorang yang memiliki otoritas tinggi. Selain itu, si nona yang memakai warna abu-abu juga memiliki sikap yang positif yakni memiliki kadar fokus yang tinggi. Sampai-sampai si nona tak akan segan untuk memusatkan perhatian demi mencapai tujuannya, Bung. Sampai-sampai, dalam setiap kesibukan yang sedang dijalani, si nona tak ingin diganggu. Bahkan oleh Bung sekalipun.
Warna Kuning Cerah Sangatlah Ramah
Bung beruntung apabila melakukan kencan pertama dengan si nona yang memilih mengenakan baju warna kuning. Menurut Chiara, orang yang berpakaian dengan warna kuning memiliki kepribadian yang sangat lembut, ramah dan mudah didekati. Sehingga Bung bakal merasa bahagia lantaran selalu dimanjakan oleh sikap-sikap si nona yang sedemikian halus.
Pemikiran yang Dewasa Sekaligus Kalem Terpancar dengan Warna Putih
Pemikiran seseorang yang sangat dewasa sangatlah menuntun bagi orang lain yang sedang dirundung masalah hingga tak dapat berpikir jernih. Apabila warna putih menjadi warna pakaiannya di hari pertama kencan, berarti Bung bakal mendapatkan sosok perempuan yang kalem dan juga lemah lembut. Si nona pun bisa mengayomi lantaran memiliki pemikiran terbuka sekaligus dikenal sebagai pendengar yang baik. Kedewasaan sikapnya dapat membawa Bung ke arah yang bahagia nan bijaksana.

Leave a Reply
Selalu Gagal Jika Menjalin Hubungan, Konon Bisa Dipengaruhi Masa Kecil Kita

Selalu kandas dalam menjalani hubungan tak berarti bung dapat kutukan. Menggundulkan kepala dengan alasan ‘buang sial’ juga bukan jawaban. Gagal dalam menjalani hubungan dengan selalu merasa cemas dan tidak aman, mungkin ada kaitan dengan masa kecil. Hal ini dibeberkan langsung oleh Psikolog Relationship bernama Dr Marny Lishman.
Beliau mengatakan kalau ada 4 tipe yang menggambarkan tentang bagaimana perasaan seseorang berinteraksi serta berperilaku dalam suatu ikatan atau hubungan. Dr Marny juga menambahkan kalau pada masa anak-anak adalah awal mula sebuah gaya dalam berhubungan itu berasal, diawali dari bagaimana anak-anak dan pengasuh saling melakun interaksi.
“Pola-pola asuh tertentu yang dimainkan dalam interaksi dengan orangtua, maka saat dewasa Anda akan mencari pola yang mirip dalam menjalani hubungan. Sebab, itu merupakan hal yang secara tidak sadar kita pelajari,” tambahnya.
Bentuk Interaksi Sampai Perasaan Dipengaruhi Saat Bung Masih Kecil
Mungkin bung tidak menyadari kalau hal yang bung jalani semasa kecil, terutama dalam hal berinteraksi sangat berikaitan saat bung sudah dewasa dalam menjalin hubungan. Nyatanya, Dr Lishmann mengatakan demikian, kalau beberapa gaya yang memiliki kaitan dengan interaksi, perilaku sampai perasaan seseorang dalam menjalani hubungan dipengaruhi secara psikologis oleh masa kecil.
Mungkin itulah sebabnya kalau bung mencari sosok nona yang tidak jauh beda dengan orang tua bung atau pengasuh bung kala itu dalam bentuk interaksinya.
Tipe yang Merasa Aman Dengan Pasangan
“Mereka yang merasa aman dengan pasangan adalah orang-orang yang cenderung lebih puas dalam hubungan mereka, bahkan ketika hubungan itu tidak berjalan sempurna,” kata Dr Lishman.
Satu dari empat tipe tersebut adalah tipe aman. Kemungkinan masa kanak-kanak mereka merasa aman, nyaman dan mendapat dukungan dari orang yang mengasuh. Sehingga hal ini terbawa saat mereka menjalin hubungan percintaan di usia dewasa. 60 persen orang memiliki gaya keterikatan ini, memungkinkan mereka merasa terkoneksi secara intim dengan pasangan.
Merasa Takut dan Sulit Untuk Mempercayai Orang Lain
“Mereka mungkin menjadi penuntut dan takut ditinggal oleh pasangan. Ini bisa disebabkan oleh masa kecil dimana orang tua kerap tidak ‘hadir’ atau tidak konsisten ada untuk mereka. Kecemasan terus-menerus ini sering menyebabkan hubungan mereka putus,” jelasnya.
Terbayang akan masa kecil di mana selalu ditinggal, dan orang tua jarang hadir di samping mereka. Membuat orang tipe cemas ini, kerap merasa tidak aman dan takut. Parahnya lagi tipe cemas, kerap sulit untuk mempercayai orang lain sebagaimana ia yang selalu percaya orang tuanya selalu ada, tapi kenyataanya? malah sebaliknya.
Merasa Tidak Dapat Asuhan yang Penuh Membawa Orang Tersebut Menjadi Tipe Penghindar
“Gaya keterikatan penghindaran cenderung berlaku pada mereka yang secara emosional jauh ‘masuk’ dalam hubungan tetapi memiliki kesulitan berhubungan dengan orang lain,” kata Dr Lishman.
Masa kecil orang tersebut pasti tidak mendapatkan pengasuhan yang sesuai. Kemungkinan ini terjadi lantaran pengasuhannya di masa kecil tidak mendapat cukup perhatian. Meskipun ia selalu berada dalam dekapan si pengasuh.
Alhasil hampa adalah hal yang dirasakannya. Saat dewasa ia pun jadi sulit untuk berhubungan dengan orang lain lantaran tidak mengerti cara berinteraksi, dan cenderung menghindar apabila ada masalah menjadikan orang tersebut masuk dalam tipe penghindar
Tidak Mengerti Apa yang Sebenarnya Diinginkan Karena Kebingungan
“Hubungan mereka dapat menjadi sangat disfungsional. Ini dipengaruhi oleh kekacauan yang ada di diri mereka sendiri,” jelasnya.
Mereka memiliki gaya keterikatan yang tidak teratur. Masa kanak-kanaknya selalu kacau dan tidak ada alasan pasti mengapa ia seperti ini. Bisa jadi karena interaksi dengan orang tua dan pengasuh yang kurang interaktif, sehingga ia tidak bisa mengungkapkan apa yang ia mau.
Orang yang berada pada tipe tidak teratur ini, akan selalu merasa kebingungan. Seolah-olah tidak punya tujuan yang jelas dari apa yang ia jalani. Saat menjalani hubungan ia selalu tidak mengerti apa yang ia inginkan bersama pasangan, dan merasa bingung dengan status yang diemban.
Meskipun begitu, tipe-tipe ini bisa menjadi bahan pertimbangan bung sekaligus untuk bahan kontemplasi. Terutama soal hubungan yang dijalani. Lambat laun kedewasaan akan membawa bung untuk bisa belajar dan merubah hal-hal tersebut.