Inspiring Men

Mario Iroth: Dari Tuduhan Gila Hingga Bermotor 19000 Km

“Gila Kamu!”

Begitu reaksi yang diterima Mario Iroth ketika ia pertama kali mengutarakan idenya pada seorang kawan. Ia berencana untuk mencari sponsor untuk membiayai perjalanan travelingnya. Dimana letak kegilaanya?

Tak ada yang kenal Mario Iroth kala itu. Ia bukan artis atau figur publik yang punya daya tarik untuk orang mau membayarinya jalan-jalan. Ia juga tidak di bawahi perusahaan apapun. Ia murni seorang individu yang senang melancong.

Pemuda berusia 28 tahun ini sadar akan hal tersebut. Karena itu ia menyusun sejumlah rencana guna mewujudkan ide gilanya tersebut. Pertama yang dilakukannya adalah menyusun portofolio. Sebagai penggila traveling ia punya segudang aktivitas yang didokumentasikannya dalam bentuk foto.

“foto-foto itu jadi bukti kalau saya memang pernah jalan-jalan, jadi saya tidak mengada-ada” ujarnya.

Mario Lombok

Ia juga punya misi yang tidak melulu urusan pribadinya. Pengalamannya menikmati budaya dan kehidupan orang setempat yang dilaluinya ingin dibagikannya kepada orang lain. Dan hal utama lainnya adalah ia selalu punya misi sosial dalam rencana melancongnya.

Dengan bermodal nama Wheel Story ia merancang perjalanan pertamanya. Perjalanan ke tujuh negara ASEAN sejauh 17.000 Km ditempuhnya dengan menggunakan sepeda motor. Misinya membantu anak-anak miskin di Kamboja dengan membawa charity dari sahabat di Indonesia.

Kenapa Kamboja? Sebelumnya Mario Iroth tergabung dalam NGO New Hope Cambodia. Ia menjadi guru sukarelawan yang mengajar anak-anak kurang mampu di negara tersebut. Pengalamannya inilah yang ingin dibagikannya kepada orang lain melalui perjalanan Wheel Story yang digagasnya.

Mudah? Tidak demikian. Berulang kali ia harus keluar masuk perusahaan menawarkan proposal perjalanan tersebut. Sekian kali itu juga ia ditolak. Tapi toh ia tak kenal lelah. Bermodalkan buku kuning telefon ia mendatangi perusahaan-perusahaan berikutnya.

“Betul-betul tidak kenal siapa-siapa dan tidak punya koneksi kemana-mana, modalnya cuma berani mencoba saja” sambung Mario.

Perlahan beberapa pihak mulai meliriknya. Konsep pengendara motor yang berkelana sendirian dianggap menarik. Apalagi Mario Iroth akan menyajikannya dalam bentuk kekinian. Dengan memanfaatkan media weblog dan sosial media yang dimilikinya.

Perjalanannya pun akhirnya dimulai dari Seminyak Kuta Bali. Total 87 hari dilewatinya diatas motor dengan jarak tempuh perjalanan 17.542 Km. Tujuan sosialnya pun tercapai. Ia berhasil menyampaikan donasi yang dibawanya dari Indonesia untuk anak-anak di Kamboja.

Ia sempat terharu ketika tiba di desa Mendul Propinsi Siam Reap Kamboja ini. Anak-anak yang dulu diajarnya secara sukarela sudah membuat barisan dengan membawa poster bertuliskan ‘We thank you from the bottom of our hearts’.

“Di luar dugaan saya, mereka masih ingat sama saya. Mereka menyambut dengan sangat hangat” sambungnya dengan haru.

mario iroth kamboja

Semua berhasil dilakukannya sendirian. Bahkan untuk mendokumentasikan perjalanannya, Mario Iroth mengaku bahwa dirinya berulang kali menggunakan timer untuk menangkap fotonya ketika beraksi. Tidurnya tak jarang menggunakan tenda atau menginap bersama orang-orang lokal.

Keberuntungan besar menghampirinya di hari ke 47 ketika ia mencapai Phukket Thailand. Sewaktu ia baru memarkir motornya tiba-tiba seseorang menghampirinya dan mengajaknya berkenalan sambil membawa kamera.

mario iroth

Rupanya orang tersebut adalah Charley Boorman bintang utama acara Long Way Down. Sebuah acara reality show yang menggambarkan perjalanan pengendara motor ke berbagai negara. Dan Mario Iroth adalah penggemar berat Charley.

“motor saya paling kotor dan paling banyak barang, karena itu dia tahu saya datang dari jauh dan menghampiri sambil bertukar cerita peta perjalanan kami” tutur Mario.

mario dan charley-boorman

Pertemuan mereka yang tak dirancang sebelumnya ini ternyata ikut ditayangkan dalam salah satu episode Long Way Down. Mario Iroth pun mencapai level internasional tanpa sengaja.

Tak mengherankan ketika ia kemudian merancang perjalanan sejauh 19.000 Km dalam Wheel story ke dua dan Wheel Story ke tiga menuju Indonesia Timur ia tak lagi kesulitan mendapatkan sponsor. Mulai dari sabun pembersih tangan sampai produsen motor asal Italia ikut serta dalam perjalanannya. Hingga motor pun kini tak lagi menggunakan miliknya pribadi.

Tujuannya masih sama. Mengenalkan kehidupan masyarakat lokal kepada dunia. Di perjalanan ketiganya, ia menjadi orang Indonesia pertama yang melalui seluruh distrik Timor Leste sejak berpisah dari Indonesia.

mario motor

“Saya tak pernah menggunakan tenda di Timor Leste, masyarakatnya selalu mengajak saya tidur di rumahnya. Ini bentuk persaudaraan murni yang mereka tawarkan” katanya lagi.

Mario Iroth belum akan berhenti. Ia menyebut sudah punya sejumlah program perjalanan hingga 2020. Rencana sederhananya kini sudah menjadi sebuah brand tersendiri. Ia pun dengan kepala tegak bisa kembali ke kawannya yang pertama dikenalkan dengan konsep perjalanannya.

Tanggapannya bisa jadi sama, “gila kamu”. Tapi dipastikan kali ini dengan nada yang berbeda!

Foto dok. WheelStory

Click to comment

0 Comments

  1. jasa tambah kontak

    January 9, 2015 at 10:07 am

    keren inspirasinya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Tampilan Nakal Modifikasi Benelli PE 250 Long Fork Chopper

Bung pastinya sudah sering menengok Benelli Patagonian Eagle 250 yang dimodifikasi alias dicustom. Maklum, motor satu ini memang asyik jadi bahan para modifikator. Karena tampilan serta suara mesin yang gahar ala motor empat silinder.

Salah satunya adalah Benelli PE garapan bengkel Circus Local Custom (CLC). Di wawancarai oleh Okky Adam dalam channel youtubenya, pemilik CLC mengaku terinspirasi dari chopper ala Amerika.

 

Inspirasi ini paling kentara dilihat dari tampilan shockbreaker depan yang menganut springer dengan tipe long fork. Tipikal peredam kejut panjang maam ini memang digemari para penggila chopper negeri paman sam yang ingin mengulang era 70-an.

Tak berhenti di situ catnya juga mengamini era ol skul ini. Dibalur warna hitam dengan jilatan lidah api menjulur dari mulai tangki hingga spakbor bagian belakang. Lidah api ini sengaja dipilih dengan grafis yang tegas untuk menegaskan era tersebut.

Aslinya Benelli PE 250 ini menganut sistem knalpot 2:2. Alias dua silinder keluar kedua pipa knalpot. Uniknya, di motor ini konsep tersebut diubah nyeleneh dengan menambahkan lagi 2 pipa knalpot. Posisinya juga dibuat terangkat ke atas.

Asiknya lagi, rangka dari motor Patagonian Eagle ini tidak mengalami pemotongan. Kendati demikian konsepnya tetap menganut rigid. Untuk “mengakali” digunakan strut bar dari besi sebagai pengganti shockbreaker bagian belakang.

Bagi para pengguna chopper pasti sudah memahami bahwa konsep rigid begini akan mengurangi kenyamanan berkendara. Tapi tujuan dari custom motor ini memang bukan ke arah sana. Utamanya adalah menonjolkan aura gahar dari motor Benelli PE yang menggendong mesin lumayan gambot 250cc tersebut.

Nah motor ini bisa Bung jadikan inspirasi jika ingin memiliki chopper bernuansa ol skul era 70-an. Lengkapnya bisa disaksikan di video di bawah ini.

Click to comment

0 Comments

  1. jasa tambah kontak

    January 9, 2015 at 10:07 am

    keren inspirasinya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lifestyle & Fashion

Memberikan Sentuhan Boots kepada Sepatu Sneakers lewat Adit and The Bandits

Melihat ubahan motor dalam video-video Atenx Katros mungkin sudah menjadi rutinitas Bung yang tak perlu diingatkan. Namun, kali ini Atenx memiliki salah satu video yang cukup berbeda dari sekian video lainnya. Yakni tentang custom sepatu! Sepatu tak ayal menjadi bahan bergaya yang kerap dianggap penting bagi laki-laki dalam menentukan jati diri. Seperti sepatu boots yang sangat mencerminkan jiwa macho dan jantan apabila dipakai.

Tetapi bagaimana kalau sneakers dicustom menjadi sepatu boots? Hal ini cukup menarik disimak, lantaran sneakers biasanya dipakai seseorang untuk bergaya casual. Salah satu orang yang mampu membuat ubahan sneakers menjadi sepatu boots adalah Adit yang bisa disamperin di Instagram lewat @aditandthebandits.

“Awalnya kenapa gua bisa seperti ini (custom sepatu sneakers menjadi sepatu boots) bermula dari kecintaan gua sama sepatu boots. Itu mengilhami gua juga untuk bermutasi dari sneakers ke boots menjadi bentuk yang kalau gua bilang Light Boots,” ujar Adit.

Upaya Adit untuk mengubah rangkaian sepatu sneakers kenamaan pun terbilang cukup rapi. Terlihat dari cutting-an yang ditunjukan dari beberapa bentuk mutilasi snekarsnya. Basic sepatu yang di-custom mulai dari sepatu Converse, Bata, sampai Onitsuka Tiger. Ubahan yang dilakukannya mulai dari membongkar cover sepatu yang disesuaikan dengan bentuk cuttingan, kemudian mencopot solnya dan menggantinya dengan sol Vibram.

Vibram sendiri merupakan produsen sol terkenal di dunia yang telah berdiri dari tahun 1937, yang dibuat oleh pendaki asal Italia, Vitalia Bramani. Inspirasinya terbentuk dari peristiwa tragis saat ia dan beberapa rekannya mendaki Pengunungan Alpen yang menewaskan ke-6 temannya, karena sempat mengganti sepatu mereka dengan yang lebih ringan, yang mengakibatkan pendakian sulit karena licin dan tidak memberikan insulasi baik.

“Sol Vibram ini gua impor dari Jepang, karena di Indonesia nggak ada yang jual,” ungkap Adit.

Bahkan Adit pun sempat memberikan sentuhan mutilasi-nya kepada sepatu boots, macam Red Wings sampai Dr. Martens. Ubahan snekaers menuju boots, adalah sebuah bentuk yang sesuai untuk dikonsumsi generasi milenial macam Bung yang selalu ingin tampil beda.

Pastilah Bung mendapat segudang pertanyaan, “Ini beli di mana?“, apabila Bung memakai sepatu ubahan macam ini. Oleh karena itu rasanya menarik untuk disimak, siapa tahu Bung tertarik untuk meng-custom sepatunya. Karena Adit tidak hanya menerima sepatu yang diubah dalam kondisi bagus, kondisi yang tidak bagus pun bisa diubah dengan menyesuaikan selera Bung dalam pemilihan warna sol hingga cover.

Jadi mau beli sepatu Converse baru kemudian di-custom atau kembali bongkar rak sepatu untuk memberikan nyawa kepada sepatu sneakers, kira-kira yang mana, Bung?

Click to comment

0 Comments

  1. jasa tambah kontak

    January 9, 2015 at 10:07 am

    keren inspirasinya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Modifikasi

Modifikasi 3 Motor W175 Untuk Disumbangkan Ke Panti Asuhan

Atenx dari KAtros Garage sempat bingung ketika kliennya datang membawa 3 motor yang sama persis. Motor bergenre klasik bertajuk Kawasaki W175 ini diboyong dalam versi serupa. Standart baru keluar showroom, warnanya pun seragam putih.

Semula Atenx mengira si pemilik galau memilih aliran modifikasi dan meminta 3 jenis ubahan sekaligus. Namun ternyata alasan dibaliknya lebih unik. Motor ini diniatkan untuk disumbangkan ke panti asuhan di daerah Jawa.

Direncanakanlah tiga tipe ubahan Cafe Racer, Tracker dan Chopper. Namun modifikasi terakhir ini jelas membutuhkan banyak ubahan di rangka. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya ide Chopper pun diubah menjadi bobber. Sebagai informasi bobber umumnya idientik dengan rangka yang cenderung standar.

Nah menariknya 3 aliran modifikasi ini tetap mempertahankan unsur-unsur asli dari Kawasaki W175. Menurut Atenx hal ini dilakukan karena terkesan mubazir menggunakan basis W175 yang harganya juga tak murah, kalau harus banyak mengorbankan part aslinya.

Tapi bukan berarti tampilan Kawasaki W175 ini jadi biasa saja. Malah cenderung sangat berbeda dari kondisi standarnya. Karena itu menarik disimak modifikasi dari Katros Garage ini khususnya bagi pemilik Kawasaki W175 yang berniat mengubah motornya.

Click to comment

0 Comments

  1. jasa tambah kontak

    January 9, 2015 at 10:07 am

    keren inspirasinya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top