Entertainment

Konser Sang Dewa Cinta: Memang Konsernya Sang Dewa

konser tunggal ari lasso

[quote]Saya ingin menyapa dan mengucapkan banyak terima kasih untuk penonton yang sudah spend a lot of money untuk hadir disini![/quote]

Demikian sapaan awal dari Ari Lasso membuka konser Sang Dewa Cinta pada 23 Februari 2013 kemarin. Ia mengaku sempat khawatir mengingat harga tiket yang tergolong mahal, dari 500 ribu dan termahal 2,8 juta. Faktanya? Tiket sold out!

Tapi dengan tempat berkelas macam Jakarta Convention Center dan harga tiket yang premium bukan berarti konser berjalan kaku dan resmi. Justru konser malam itu terasa layaknya reuni persahabatan lama yang penuh keriaan.

Malam dibuka dengan penampilan Magenta Orchestra pimpinan Andi Rianto.Disusul kemudian dengan kemunculan Ari Lasso menggunakan setelan jas hitam membawakan ‘Rahasia Cinta’. Catatan khusus kami berikan pada penampilan Magenta Orchestra yang tampil sebagai pengiring sepanjang malam. Secara cerdas Andi Rianto berhasil “meredam” sekian persen penampilan Orchestranya untuk tetap mengedepankan Ari Lasso yang notabene sebagai penampil utama.

Dari sini lagu demi lagu pun meluncur. Lagu ‘mana ku tahu’ , ‘seandainya’ membuat penonton langsung larut untuk bernyanyi bersama. Kualitas vokal Ari Lasso terbukti diatas rata-rata. Tidak sedikit pun ditemukan nada sumbang ketika ia sibuk berpindah dari satu lagu ke lagu lainnya. Kenyamanan ini makin ditambah dengan tata suara yang tidak berlebihan sehingga cukup nyaman di telinga.

Ini lebih dari sekedar konser tunggal, ini ajang berkumpulnya penggemar Ari Lasso. Tak mengherankan jika di tengah pagelaran pria asli Madiun ini sibuk berbincang dengan sejumlah penonton. Bahkan sesekali terdengar aksi balas berbalas celetukan antara pengemar dan idolanya. Sungguh suasana yang begitu rileks.

konser tunggal ari lasso

Meski begitu bukan berarti Sang Dewa Cinta digarap setengah-setengah. Di dalamnya juga tersemat kolaborasi apik Ari Lasso dan beberapa kawan musisi lainnya. Kesempatan pertama muncul Bunga Citra Lestari. Dilagu ‘Karena Aku Telah Denganmu’ dan ‘Aku dan Dirimu’, wanita yang biasa disapa Unge ini terbukti bisa mengimbangi vokal Sang Dewa Cinta.

Tak lama kemudian Melly Goeslaw di daulat naik ke atas panggung. Tentunya publik mengingat peran penting pentolan band Potret ini dalam kembalinya Ari Lasso ke kancah musik Indonesia setelah sempat menghilang di 1997.

[quote]“Melly Goeslaw ini adalah salah satu orang yang berjasa dalam karir musik saya” sebut Ari Lasso[/quote]

Mereka membawakan duet lagu ‘Jika’ yang ditampilkan dengan apik. Intro lagu ditampilkan meloncat-loncat layaknya penampilan teater . konsep ini tambah sempurna dengan penampilan Melly yang tampil keren dan total dengan rambut terjulur kebelakang.

konser sang dewa cinta

Foto: Paulus Adi

Lanjut ke bintang tamu berikutnya adalah Titi DJ. Diva senior yang diakui Ari sebagai mentor pribadinya dalam bermusik.

[quote]“Titi ini idola saya dari dulu dan banyak memberi saya masukan tentang penampilan diatas panggung” ujarnya lagi[/quote]

Mereka membawakan lagu ‘Perbedaan” dan ‘Tak Akan Ada Cinta yang Lain’. Lagu ini dibuat dalam konsep mash up dimana lirik dan nada-nadanya dilebur menjadi satu kesatuan utuh. Hasilnya? Keren.

Betapa istimewanya konser malam itu, karena bukan hanya penonton yang diberi surprise. Bahkan Ari Lassonya pribadi dikejutkan oleh penampilan dua anaknya Audra, 10 tahun dan Abraham yang berusia 8 tahun. Ia tidak dapat menyembunyikan ekspresi keterkejutannya mendengar anaknya bernyanyi bersama Magenta Orchestra.

Di atas panggung pun terjadi dialog kekeluargaan antara ayah dan anak. Ari “menginterogasi” anaknya tentang kapan dan bagaimana mereka latihan hingga bisa muncul dipanggung.

[quote]“Kita latihan awalnya sama guru les, terus sama om Andi Rianto di studio, setiap ayah mau latihan, satu jam sebelum ayah datang kita sudah latihan” tukas Audra yang disambut tawa hangat para penonton.[/quote]

Dan salah satu sajian paling istimewa hadir di penghujung konser. Dewa 19 tampil diatas panggung. Yup, kami tidak salah menulis, ini Dewa yang masih menggunakan embel-embel 19. Alias Dewa formasi awal. Dani, Erwin, Wawan, Andra, Ari Lasso satu panggung.

[quote]“Terakhir kami tampil dalam formasi ini adalah tahun 1994, itu berarti 19 tahun yang lalu!” Ungkap Ari Lasso dengan antusias.[/quote]

Formasi yang hingga kini disebut-sebut sejumlah pengamat musik sebagai formasi terbaik Dewa ini membawakan lagu Cinta Kan Membawamu Kembali, Elang, Restu Bumi, Aku di sini Untukmu, Satu Hati, dan Cukup Siti Nurbaya. Bisa ditebak penonton menggila riuh ikut bernyanyi mengemakan JCC.

konser dewa cinta

Ya, inilah sebuah konser yang penuh keakraban. Penampil dan penontonnya seolah menyatu menikmati suasana. Tidak henti-hentinya barisan penonton terutama fans utama Ari Lasso yang menamakan dirinya Good Fellas ikut bernyanyi.

[quote]“Ini sekali-sekali biarin saya nyanyi dulu sendirian kenapa sih? Suara saya bagus loh, apa gak mau mendengarkan saya?” Ujar Ari Lasso dengan nada canda khas jawa timuran yang kental.[/quote]

Tak terasa total 31 lagu dibawakan malam itu, dan penonton pun keluar dengan senyum kepuasan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Apakah Ini Saat yang Tepat Untuk Bung Jadi Musisi?

Jadi musisi mungkin masuk dalam salah satu bagian dari cita-cita bung yang tak tersampaikan. Maklum saja, karena jadi musisi harus disiapkan secara matang, kan? modal talenta saja tidak cukup kalau tidak didukung oleh fasilitas sekaligus jalur yang tepat.

Toh salah satu dari bung, pasti memiliki kawan yang pandai memetik gitar atau membuat lagu tapi tak jadi musisi kan? memang ia bisa beralasan tidak mau atau sekedar jalankan hobi. Seandainya ia berada di jalur yang tepat alias memiliki koneksi. Kami berani bertaruh ia tidak menolak apabila ada tawaran jadi musisi.

Mungkin bung bertanya, jalur yang tepat itu seperti apa? sebenarnya jalur yang tepat itu adalah di mana ia beranikan diri untuk mempromosikan diri. Sosial media misalnya. Di era sekarang Youtube dan Soundcloud secara jelas bisa membantu seseorang mencapai mimpinya. Salah satunya jadi musisi. Karena dua platform tersebut memang banyak menelurkan seseorang menjadi bintang.

Lantas, apakah ini saat yang tepat untuk bung jadi musisi?

Jangan Sia-siakan Kesempatan, Apalagi Lagu yang Sudah Diciptakan Sayang Kalau Tidak Disiarkan

Berbicara kesempatan setiap orang tentu punya. Bahkan jadi musisi sekali pun, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Untuk itu apabila bung memiliki stok lagu yang direkam secara iseng di kamar, jangan disia-siakan untuk disiarkan. Aji mumpung kalau lagu bung ternyata diminati oleh banyak pendengar. Itu jadi satu tanda kalau bung sudah memiliki peminat dari materi atau karya yang bung ciptakan. Secara optimis itu langkah bagus unuk memulai karir jadi musisi.

Platform Digital Membantu Raih Mimpi dan Pundi dengan Potensi yang Cukup Besar

Era digital memang membuat semua hal serba efisien. Munculnya Youtube, Soundcloud, Instagram sampai Spotify mampu mengakomodir kepentingan kalian yang ingin jadi musisi. Dari proses penyiaran karya, promosikan diri ke khalayak luas sampai karya yang tertera pun bisa dimonetisasi guna menghadirkan uang. Belum lagi para pendengar banyak yang meninggalkan konvensional untuk melangkah ke digital. Semakin menambah kesempatan untuk memperluas pasar.

Tapi Meski Sudah Digital, Album Fisik Jadi Tanda Mati Seorang Musisi

Ingat bung, bukti seseorang jadi musisi adalah album fisik. Meskipun digital sekarang sudah merajalela, album fisik masih memiliki nilai lebih bagi para pendengar. Dari bisa dilegalisir alias ditanda tangan sekaligus bisa dipegang! nah, ini menjadi arti tersendiri bagi para pendengar. Pasti bung juga begitu kan, lebih suka memiliki album fisik berupa CD, kaset atau Vinyl dari pada yang tertera di digital. Konon bagi pendengar, album di digital hanyalah semu.

Indie Label atau Major Label, Dua Hal Beda Dengan Tujuan Sama

Saat bung memilih label indie atau major label, sebenarnya itu bung dihadapkan dua pilihan yang tak jauh berbeda. Intinya apakah bung ingin dibebaskan secara ekspresi atau dimanjakan fasilitas. Label ini nantinya akan menjadi jalan pembuka bagi para musisi untuk dipromosikan ke media dan semacamnya. Tentu karena ini pilihan, bung bebas memilihnya.

Namun Bung Perlu Ingat, Tampang Bukanlah Satu-satunya Modal untuk Jadi Musisi yang Dikenal

Nah, banyak yang berbicara bahwa jadi musisi itu harus menarik, harus ganteng. Sebenarnya tidak juga bung, yang paling penting bagi musisi untuk mengetahui musik yang ia mainkan. Dalam artian musikalitas seorang musisi harus diperluas dan mampu memproklamirkan menjadi yang berbeda dari yang lainnya. Karena yang berbicara itu adalah karya, bukan wajah atau tampang semata.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Lagu Tak Berhenti Saat Diciptakan, Tapi Harus Dipasarkan

Mungkin mimpi bung salah satunya adalah jadi musisi kondang atau rockstar. Digilai nona-nona, fans di mana-mana, nama selalu harum dipuja-puja. Karya jadi jembatan untuk merealisasikan mimpi. Tapi karya yang dibuat tak bisa berhenti saat diciptakan, tapi harus dipasarkan kalau mau mimpi tersebut jadi kenyataan. Memasarkan bertujuan menjamah telinga-telinga para penikmat musik di luar sana.

Memasarkan atau promosi sebuah karya seperti lagu tidak diketahui secara baik oleh orang awam. Mungkin beberapa dari mereka tak bertujuan untuk terkenal, tapi aji mumpung. Kalau terkenal karena lagunya ya syukur, kalau tidak pun, tak jadi masalah. Banyak orang yang memiliki hobi bermain alat musik dan bisa membuat lagu menarik (selera). Tapi tak paham bagaimana cara memasarkan. Mengandalkan sosmed saja tidak cukup untuk menjamah orang diluar followers-mu.

Maka dari itu, bagi bung yang niat atau iseng promosi lagunya, bisa simak beberapa cara di bawah ini.

Manfaatkan Platform yang Tersedia Seperti SoundCloud

Mengunggah sebuah lagu di internet jadi siasat baru untuk promosi. Tidak hanya Youtube, SoundCloud juga populer digunakan untuk memasarkan karya. Banyak musisi sampai band indie yang populer berkat platform ini. Soundcloud membebeaskan pengunjung untuk mendengarkan musik. Bung bisa mengatur akun bung, apakah lagu yang diunggah dapat di-download secara massal.

Pada 2012, nama Rendy Pandugo tersiar di SoundCloud dan dijuluki John Mayer Indonesia. Rendy dapat dibilang mengawali karir bermusik lewat platform distribusi suara online ini. Sekarang, ia telah digandeng label besar, Sony Music Entertainment Indonesia yang telah merilis album The journey tahun 2017.

Membuat Demo dan Disebarkan ke Radio

Tak ada yang menang besar kalau tak bertaruh besar. Istilah ini rasanya pas untuk bung yang berniat memasarkan lagunya. Dengan cara merekam lagu anyar yang diciptakan ke compact disc (CD) dan cetak banyak untuk disebarkan ke radio.

Biasanya para Music Director akan me-review. Apabila mereka srek, otomatis akan ada kelanjutan dari itu semua. Bisa diputar sampai diulas tentang lagumu di Radio tersebut. Perlu diingat, kualitas rekaman harus dimaksimalkan agar sound tidak berantakan.

Coba Juga Kekuatan Press Release!

Cara termudah agar lagu dan dirimu dapat dilirik oleh media adalah dengan buat press release. Bung bisa kerjakan sendiri atau meminta tolong teman yang kebetulan piawai dalam menulis. Sertakan foto yang bagus sekaligus tautan lagu yang sudah diunggah. Atau melampirkan file dalam format MP3.

Otomatis media bisa memperhitungkan apakah lagu bung layak untuk diberitakan atau tidak. Biasanya cara ini terbilang efektif, asalkan dalam penulisan press release semua hal tertera lengkap. Seperti info tentang diri bung, lagu menceritakan apa, pernah pentas di mana dan genre apa.

Jangan Malas Riset Media, Sebelum Sebar Press Release yang Bung Punya

Sebelum bung memutuskan untuk mengirim, sebaiknya riset dulu media mana saja yang ingin bung kirim. Apakah ada peluang naik menjadi berita atau tidak? Karena tidak semua media mau memberitakan tentang seseorang yang belum memiliki nilai berita. Memahami media yang dituju menjadi cara yang baik bagi musisi pemula. Biasanya ada beberapa media non-mainstream yang mau memberitakan tentang musisi pemula.

Jangan sampai bung asal kirim, ketahui apakah media tersebut biasa mengakomodir berita tentang musik atau tidak? Dan apakah memang sering memberitakan tentang musisi pemula. Intinya rajin mengulik beberapa media musik. Di sisi lain, menyebarkan ke media besar pun tidak salah. Siapa tahu bung memiliki kenalan jurnalis yang sekiranya bisa menyelipkan tentang bung di media ia bekerja. Meskipun terlihat untung-untungan dengan cara press release, tapi ini cara yang efektif.

Rogoh Kocek Lebih, Buat Video Menarik Agar Pendengar Tertarik

Era internet seperti ini, memang harus dimanfaatkan dengan baik. Banyak yang berubah nasibnya lewat keperkasaan internet. Dari nothing jadi something. Bung bisa membuat video saat memainkan lagu ciptaan. Tentu saja, bung tidak asal merekam dengan kamera gawai yang ditaruh di sudut meja, dan bung gitaran sambil duduk di kamar yang berantakan. Namun yang kami maksud adalah membuat video yang niat, bung jamming di studio dan memakai kamera berkualitas. Video ini jadi garda terdepan untuk memunculkan karakter sebagai musisi.

Bung bisa minta bantuan teman di sosial media, untuk share video saat bung sedang jamming. Saran ini dapat menggaungkan video bung untuk terdengar luas sampai dinikmati secara global lho. Unggah video tersebut ke Youtube, kalau bisa tautkan link video ke semua sosmed yang bung punya dan share ke mana saja. Tak mungkin teman sekeliling tak melihat, bisa jadi ada yang membantu share.

Gimana bung, mulai terfikir untuk memasarkan belum?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Ketika Jalur Indie Membebaskan Ekspresi dan Major Label Mampu Memfasilitasi

Sesungguhnya membaca indie label dan major label seperti melihat penawaran, apakah bung mau tinggal di kos sendirian atau di rumah besar bersama orang tua. Yap, jalur indie memiliki kesan mandiri sedangkan major label sebaliknya. Kedua hal ini sangat kontras tapi tujuannya sama. Bahkan, beberapa label ada juga yang jadi penentu kesuksesan karena besarnya nama sang label itu sendiri yang biasanya didominasi major label.

Meskipun begitu, banyak juga dari sisi indie yang mampu menggebrak permusikan nasional. Label tak bisa jadi patokan juga sebenarnya apakah band itu sukses atau tidak. Kemampuan mampu menyihir pendengar lewat materi lagu yang diciptakan. Seyogyanya major dan indie hanya menjadi jembatan dalam karir dunia tarik suara.

Eskpresi Bung Tidak Terbelenggu Apabila di Jalur Indie

Mencurahkan ekspresi lewat sebuah karya seperti musik jadi pelampiasan paling pas bagi musisi. Mungkin bung selama ini gemar bermain musik juga memiliki pelampiasan yang sama. Pembatasan dalam ekspresi pasti akan mempengaruhi dari lagu yang diciptakan. Sebagaimana kami jelaskan di atas, berada di jalur indie itu seperti tinggal di kos. Mandiri, tidak ada yang mengatur.

Kebebasan berkarya dijamin, mau unik dan nyeleneh seperti apa pun, tidak ada aturan. Sedangkan di major label, rasa untuk mencurahkan ekspresi itu sulit karena ada aturan yang ditetapkan. Bahkan tak jarang musisi atau band yang masuk di major label hanya jadi pengikut band yang sudah sukses di label tersebut.

Meskipun label major menganggap mencontoh band atau musisi besar adalah sebuah blue print, tapi itu tidak jadi patokan kalau yang mengikuti akan memiliki kesuksesan yang sama.

Perjalanan Karir di Jalur Indie, Bisa Bung Tentukan Sendiri

Ketika bung berada di jalur di Indie nasib dan perjalanan karir ditentukan sendiri. Secara umum management yang ada di jalur ini tidak memiliki aturan tertentu. Alhasil setiap musisi mempunyai visi misi jelas dan memiliki rencana tentang apa yang dilakukan ke depan.

Sedangkan major label memiliki aturan dan segala macam bentuk promo, sampai jalan mana yang mesti di pilih musisi ada di tangan manajemen. Pengaturan sudah disepekati sejak awal tanda tangan kontrak, jadi musisi mau tidak mau  harus menuruti.

Dimanjakan Fasilitas Guna Menunjang Musisi Berkarya

Indie label dan major label memang dua sisi berbeda, terutama perbedaan fasilitas. Setiap musisi akan mendapatkan fasilitas yang luar biasa apabila di major label.  Segala yang dibutuhkan, sampai apapun yang kurang akan diberikan oleh label. Fasilitas tersebut lebih kepada penunjangan karir seperti alat-alat yang dibutuhkan sampai basecamp, tempat mereka untuk menuangkan ide dalam bentuk karya.

Tentu saja, fasilitas itu tidak diberikan cuma-cuma, tergantung kesepakatan masa kontrak. Sedangkan di inde label, tentu servis-nya beda dengan major label. Sangat amat jarang indie label memberikan fasilitas, terkait fasilitas semacam alat biasanya ditanggung oleh band itu sendiri atau pihak penyelenggara yang mengundang sebuah acara.

Terjun di Jalur Indie Bisa Menikmati Hasil Seorang Diri Tanpa Harus Dibagi-bagi

Hasil atau pendapatan sebagai musisi memang banyak, tapi besar atau banyaknya tergantung dari label apa ia bernaung. Sebagian besar musisi mengincar pilih major label karena banyak keuntungan, selain fasilitas, dan promo gencar di berbagai media, mendapat keuntungan yang besar juga jadi pilihannya.

Meskipun begitu, hasil jerih payah yang bung lakukan tidak sepenunya bung dapatkan. Intinya, major label lebih banyak mendapat bagian keuntungan dari hasil kerjanya. Sedangkan jalur indie hasil yang didapat tidak perlu dibagi dengan sebuah manajemen. Alhasil seluruh pendapatan bisa bung nikmati sebagai musisi.

Lantas Kalau Mau Jadi Musisi, Bung Pilih Jalur Indie atau Major?

Memilih, ini bagian tersulit. Indie atau major sebenarnya tidak begitu jauh perbedaannya, tapi secara karya agak timpang. Terkait ingin mencurahkan eskpresi atau mengejewantahkan kondisi yang sempat dialami terasa sulit kalau di major. Sedangkan di indie, kebebasan dipegang penuh, kendali label tidak ada dalam karya.

Terkait keuntungan, kalau ditakar di jaman sekarang dan apa yang terjadi sekarang sebenarnya sudah saling seimbang antara indie dan major. Semuanya balik lagi kepada band, bagaimana cara mereka memposisikan diri, promo sampai gimmick apa yang dipakai dalam memasarkan karya.

Intinya, label hanya membuat cakupan pasaran semakin meluas, terutama untuk album fisik. Album fisik sudah tidak penting? tidak juga, bagi beberapa fans atau pendengar, memiliki hal yang berwujud itu lebih memorabilia. Terlebih, sang musisi sudah melegalisir atau menandatangani album yang dimiliki, tentu makin bernilai tinggi.

Bagi fans, proses tanda tangan musisi di album yang dimiliki adalah cerita menarik yang patut diingat kembali. Balik lagi ke soal dua label ini, sebenarnya setiap musisi bebas untuk milih jalur mana yang dipilih. Indie atau major tak jadi masalah. Terpenting untuk jadi musisi adalah karya, karena ini jadi bukti bahwa seseorang ini benar-benar jadi musisi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top