Hang Out

Koi Kemang: Bukan Sekedar Restoran!

Restoran yang satu ini dikenal sebagai salah satu tempat tujuan para ekspatriat. Pemilik Koi kemang sendiri adalah ekspatriat berwarga negara Belgia. Tapi sebenarnya apa yang menarik minat para ekspat itu? Coba kita lihat satu persatu.

Lokasinya berada di Kemang. Sebelumnya Restoran ini bertempat di sebelah McD kemang yang dekat dengan perempatan satu arah kemang. Namun kini sudah direlokasi ke Kemang Raya 72. Ditilik dari lokasinya jelas ini salah satu pilihan yang menarik.

Untuk mereka yang baru pertama kali, pasti sedikit terkecoh dengan tampilan muka koi kemang yang berada dijajaran ruko bersandingan dengan minimarket. Tapi begitu melewati pintu depan nuansanya langsung terasa berbeda.

Hawa cozy koi kemang sangat kental dalam restoran dengan konsep resto galeri ini. Lampu temaram kekuningan dipasang memantul ke tembok yang terbuat dari batu ekspose. Bangunannya terdiri dari tiga lantai. Di dasar sebagai restoran, kedua galeri mebel, dan roof top untuk penyewaan ruang privat. Dengan konsep macam itu mata kita akan dimanjakan berbagai lukisan dan interior yang menawan.

Jelas sekali bahwa ini tempat menghabiskan waktu lama untuk berbincang bersama sahabat-sahabat pria. Atau bisa juga untuk dinner romantis bersama teman wanita. Karena itu pastinya anda tidak keberatan jika harus sedikit menunggu pesanan diracik sebelum diantar ke meja.

foto koi kemang

Toh, lagi pula makanan di Koi Kemang ini memang pantas ditunggu. Coba untuk pembuka anda pesan Battered Shiitake Mushroom atau Crispy Enoki Mushroom. Olahan jamur yang satu ini dijamin bikin ketagihan. Untuk makanan utama kita punya banyak pilihan dari menu asia sampai eropa. Saran kami kenapa tidak coba Duck Confit yang menggoda.

Untuk penutup bisa mencoba coklat kue hangatnya yang menarik. Atau kalau anda disana untuk merayakan sesuatu, mungkin tertarik untuk mencoba koleksi cocktail yang mereka miliki.

Sebagai catatan terakhir, tentunya anda paham harus menyediakan kocek berapa untuk bisa menikmati makanan dan suasana nyaman itu bukan?

Click to comment

0 Comments

  1. embi

    October 11, 2012 at 10:10 am

    cuccoook !!! tempat dan makananyya oke punya….
    crispy enoki mushroom-nya top abiss…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Hang Out

Bertandang Ke Northfield Coffee, Kedai Kopi Kekinian Untuk Bung yang Tak Suka Keramaian

Ketika ngopi tak hanya sekedar minum kopi, tapi juga sebagai ajang untuk menenangkan diri. Maka salah satu tempat yang bisa bung kunjungi, jika sedang berada di Utara Jakarta adalah Northfield Coffee. Belum lama berdiri, tapi tempat ini jadi salah satu coffe shop yang cukup banyak digemari. Mulai dari anak-anak muda hingga mereka yang juga sudah cukup tua.

Agar tak lagi dibuat penasaran, kali ini kami akan mengajak bung untuk bertandang ke Northfield Coffe Kelapa Gading.

Disambut dengan rentetan qoute menarik ala pinterest dibagian depan, ini jadi pemandangan yang memicu semangat untuk masuk ke dalam. Sebenarnya ini bukanlah satu-satunya kedai kopi yang ada di Kelapa Gading. Tapi untuk bung yang memang ingin susana berbeda dari biasanya, tempat ini layak  dimasukkan dalam list tongkrongan.

Tak jauh berbeda dari banyaknya review bagus yang sebelumnya jadi alasan untuk datang ke Northfield, masuk ke dalam membuat jiwa cukup tenang. Sebab jika sebelumnya disambut oleh jejeran tanaman hijau dan qoute bijak pada kaca depan. Situasi didalam kedai jauh terasa lebih nyaman.

“Live, Learn, Love”

Terletak di Jl. Boulevard Utara, Blok RA 11 No. 18, Kelapa Gading, Jakarta Utara, jadi salah satu tempat menenangkan diri yang cukup baik untuk bung yang sedang ingin hilang dari padatnya rutinitas. Terlihat serius untuk jadi tempat pelarian atas pekerjaan yang padat, mereka tampak piawai dalam mendesign tata ruang dan pencahayaan dalam kedai.

Perlu kami jelaskan, jika di dalam kedai ada 4 bagian sisi kursi yang dibuat mengelilingi meja barista yang berada di tengah. Dan ini jadi salah satu hal menarik yang memang memudahkan interaksi antar pengunjung dan barista. Karena tak perlu berjalan jauh dari tempat duduk, setiap pengunjung berada pada jarak yang sama.

Posisi kedai yang berada di deretan ruko kawasan Boulevard Utara ini, sejatinya cukup dilalui banyak kendaraan. Tapi hari itu, tak ada riuh yang terasa cukup menganggu telinga. Jadilah kami berbincang-bincang sebentar dengan Bung Iyus, yang jadi manager di Northfield Coffee, Kelapa Gading.

Melihat beberapa properti dan konsep kedai kopi nan Instagramable dan cukup kekinian, kami coba bertanya apa sebenarnya yang ingin Northfield tawarkan pada setiap pengunjung yang datang? “Memang konsep cafe kita adalah instagrameble, yang pasarnya itu memang ibu dan anak-anak muda, tapi kawan laki-laki lain juga banyak yang berkunjung. Cafe kita lebih full color dan ada spot foto yang menarik. Jadi kalau orang masuk ke cafe kita, sayang kalo nggak foto dulu” begitu kata mas Iyus, menemani kami bercerita.

Tempat ini memang tidak terlalu luas tapi cukup asik, sebab interiornya sangat memanjakan mata, ditambah lagi banyak spot foto yang memang sangat sayang jika akan dilewatkan begitu saja. Ya, ini sih kalau bung memang suka difoto atau mengambil foto. Kalau tidak, ya jelas terasa biasa saja.

Dan selain, fasilitas tempat dan spot-spot foto menarik yang jadi salah satu hal yang dibutukan oleh masyarakat sekarang. Hal lain yang juga mungkin bisa bung nikmati dari tempat ini adalah cita rasa kopi dan berbagai jenis makanan lain yang dijajakan.

Sebagaimana yang telah diutarakan Bung Iyus sang manajer, bahwa semua bahan baku makanan disini adalah bahan baku jenis premium yang cukup terjaga kebersihan dan cita rasanya. “Yang pasti kualitas makanan menggunakan bahan baku premium, mulai dari makanan dan minuman jadi wajib banget dicoba.  Dan satu lagi, kualitas pelayanandi Northfield itu sangat friendly plus wifi yang juga kenceng banget. Jadi custumer kita bakalan betah lama disini buat nongkrong atau beresin tugas maupun kerjaanya”.

Demi membuktikan hal itu, hari itu kami mencoba untuk memesan secangkir affogato yang diguyur oleh espresso yang cukup memanjakan lidah.

Tapi tak hanya jejeran menu hot dan ice coffee saja, jika mungkin bung akan pergi kesana dengan si Nona yang tak suka kopi. Masih ada jejeran menu lain yang layak di coba, mulai dari Tea & Non Tea, Healthy Juice, Ice Tea Juice, dan berbagai jenis makanan lainnya.

Untuk penutup, bung pasti sudah paham berapa banyak kocek yang bung butuhkan demi menikmati kopi sedap dengan suasana yang nyaman. Tak mahal, sebab list harga yang tertera cukup pas untuk saku kita.

Click to comment

0 Comments

  1. embi

    October 11, 2012 at 10:10 am

    cuccoook !!! tempat dan makananyya oke punya….
    crispy enoki mushroom-nya top abiss…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Entertainment

Berakhir Pekan dengan Kopi Tradisional

Pergi menikmati jamuan kopi, nampaknya jadi sesuatu yang sulit kita hindari. Apa lagi jika Bung memang salah satu penggila kopi yang terbilang expert. Menjadi bagian dari diri, beberapa teman mengaku lebih memilih tak makan nasi asal minum kopi.

Minuman hitam dengan rasa yang cenderung pahit ini memang bak candu, bahkan sering membuat rindu. Beberapa tahun terakhir kopi memang banyak digilai, tak perlu kami sebutkan satu per satu, Bung yang pecinta kopi tentu lebih paham.

Lupakan dulu kopi-kopi kekinian yang digandrungi para milenial, kali ini kami ingin mengajak Bung menikmati romansa kopi tradisional. Dan salah satu tempat kopi yang patut dilirik, ada di pinggiran barat Jakarta. Terpaku pada pusat kota, barangkali Bung juga belum tahu jika bagian barat Jakarta punya beberapa tempat yang bisa menemani diri menghabiskan akhir pekan. Dan salah satunya adalah Kong Djie Kopi di Citra Garden City 6, Jakarta Barat.

Tapi kenapa harus Kong Djie Kopi Citra 6?

Jauh dari Hiruk Pikuk Kota, Bung Bisa Lebih Menikmati Rasanya

Lupakan dulu deretan kedai dan kafe yang menyediakan kopi dengan berbagai macam rasa di tengah-tengah kota. Kali ini kami memang ingin mengajak Bung menikmati kopi dengan suasana berbeda.

Terletak di deretan ruko di dalam perumahan Citra Garden City 6, hanya butuh 10-15 menit dari Cengkareng. Terletak sedikit nyempil, Bung yang pernah ke Belitung tentu sudah khatam dengan yang namanya Kong Djie.

Disebut-sebut sebagai Starbucknya Belitung, Kong Djie Kopi jadi salah satu tempat yang masih mempertahankan keotentikan cita rasa dan suasana ngopi sejak tahun 1943. Siang itu sehabis hujan mengguyur pada pagi harinya, saya masuk dan langsung disapa dengan suasana menyenangkan.

Meski dengan Harga yang Terbilang Cukup Murah, Bung Tak Perlu Ragu Soal Rasa

Di dalam komplek? Pasti Mahal!

Jadi ekspektasi pertama saya ketika memutuskan untuk membuka pintu tempat ini. Namun setelah mencoba berkenalan dan ngobrol-ngobrol sebentar dengan sang pemilik, saya  merasa bersalah. Sebab ternyata harganya terbilang cukup murah.

Untuk jenis kopi hitam biasa Kong Djie hanya mematok harga 12 ribu rupiah, kopi susu 15 ribu dan beberapa varian lain yang bersahabat denga saku.

Dari beberapa tempat ngopi yang pernah saya datangi, ini jadi kedai kopi pertama yang terasa cukup murah. Lalu bagaimana soal rasa? Tentu akan sulit untuk dijelaskan. Karena Bung sendiri tentu paham, lidah dan penilaian setiap orang tentu tak sama.

Satu hal yang bisa saya tangkap dari rasa kopi di sini adalah cita rasa khasnya yang cukup berbeda, lengkap dengan cara penyajian yang juga bak daerah asalnya. Dibuat dari campuran biji kopi Arabica dan Robusta, jadi perpaduan yang pas untuk rasanya. Ada pahit dengan manis yang menyeimbangkan rasa. Bahkan untuk Bung yang mungkin jadi pemula, kopi-kopi di sini bisa jadi solusinya.

Dan Tak Perlu Jauh-jauh Ke Belitung, Sebab di Seputar Jakarta Sudah Ada Beberapa Cabangnya

“Nggak usah jauh-jauh ke Belitunglah sekarang, tinggal datang kesini saja. Kopi dan beberapa makanannya juga datang langsung dari sana,” ujar Pak Wandi disela-sela obrolan. Sekedar informasi, Pak Wandi adalah pemilik kedai yang saya kunjungi ini. Beliau menuturkan, jika kedainya yang ada di seputaran Jakarta memang telah menjadi waralaba, termasuk yang sedang saya datangi.

“Kalau yang udah pernah ke Belitung, pasti sudah tahu Kong Djie. Jadi nggak perlu dijelasin kalau udah tahu rasa pasti ia berusaha untuk cari.” katanya menambahkan.

Siang itu, saya memang hanya mencoba kopi susu dan Mie Atep Belitung yang konon juga menjadi makanan khas dari sana. Untuk kopi saya sengaja memilih kopi susu. Karena dari beberapa review, menu ini yang mendapat rating tinggi. Dan benar memang, rasa manis dan pahit yang tersaji jadi perpaduan baik untuk dinikmati.

Ciri Khas yang Masih Terbilang Tradisional Jadi Pengalaman Lain yang Bisa Bung Dapatkan

Untuk Bung yang berniat datang kesini, di bagian depan kedai Bung akan disambut dengan jajaran termos almunium putih berbagai ukuran yang juga jadi landmark Kopi Kong Djie.

Dan di tempat asalnya, pada salah satu wawancara, Ishak anak kedua dari marga Ho pendiri kedai Kopi Kong Djie pernah berkata, jika dulu ceret-ceret tersebut tadinya terbuat dari baja, yang juga jadi ciri khas tempat kopi zaman dulu.

Bahkan untuk air panasnya, mereka mengaku masih menggunakan tungku arang namun tetap dibantu dengan tenaga gas, agar aroma dan rasanya tetap keluar. Dan rahasia lain dari cara pembuatan kopi Kong Djie adalah air yang benar-benar mendidih.

Kesan Tradisional Memang Dekat dengan Para Orang tua, Tapi di Kong Djie Siapa Saja Bisa Minum Kopi dengan Suka-suka

Dari nama kedainya, Bung mungkin akan berpikir jika mayoritas peminum kopi yang datang kesini adalah para orang tua yang mungkin sudah lanjut usia. Saya pun tadinya berpikir sama.

Namun ketika masuk kedalam, ternyata pikiran saya salah. Seakan menguatkan pemikiran saya yang salah, Pak Wandi yang dengan suka hati menjawab semua pertanyaan saya berujar, “Di sini nggak cuma orang tua sih, kalau pagi mungkin iya. Itu mereka yang habis olahraga singgah, agak siangan sedikit ada beberapa orang yang bahkan ibu-ibu. Pada nungguin anaknya pulang sekolah, ke malam sekitar diatas jam tujuan mungkin bapak-bapak atau anak muda juga yang seusia 23 sampai 26 tahun lah,”

Sependapat dengan sang empunya kedai, akhirnya saya pun setuju jika Kong Djie jadi salah satu tempat yang tak terbatas untuk siapa saja. Bahkan mereka yang sudah memang tahu rasanya, konon bisa datang 1 hingga 3 kali dalam sehari.

“Bayangin aja nih, kita ada beberapa orang pelanggan yang bisa dalam sehari datang tiga kali. Udah kaya candu gitu. Dan itu bukan cuma laki-laki saja, perempuan juga ada. Jadi jika satu kali aja beliau ngerasa ada yang tak seperti biasa, dia bakalan buru-buru protes. Ada yang kurang nih,” ungkap Pak Wandi.

Terlepas dari saya yang memang sedang ingin tahu seputar kedai kopi miliknya, saya rasa tempat dan pemiliknya memang jadi kombinasi yang pas untuk menikmati akhir pekan yang istimewa. Mereka dekat dengan pelanggan, pun sangat terbuka untuk mendengarkan beberapa komentar.

Bahkan salah satu pelanggan setianya, yang mengaku sudah pernah menikmati kopi di berbagai daerah di Indonesia mengakui jika rasa dari Kong Djie memang beda.

“Bukan berarti kopi di daerah atau kedai lain nggak enak, tapi feedback dari beberapa customer Kong Djie memang punya nilai dan nyawa sendiri. Tapi kami percaya sih, kalau setiap daerah di Indonesia memang punya kopi-kopi yang luar biasa.” ujar beliau menutup obrolan.

 

Click to comment

0 Comments

  1. embi

    October 11, 2012 at 10:10 am

    cuccoook !!! tempat dan makananyya oke punya….
    crispy enoki mushroom-nya top abiss…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Entertainment

Makan Malam “Aneh” di Namaaz Dining!

namaaz dinning

Sebelum kita membahas soal restoran bernama Namaaz Dining, coba perhatikan baik-baik gambar di bawah ini. Segenap pikiran rasional pasti mengatakan benda yang ada di dalam foto tersebut adalah sabun. Tapi jangan salah, itu adalah sajian makanan kacang hijau yang diberi garnish berbentuk buih.

namaaz dinning

Yup, keanehan bentuk makanan macam inilah yang akan kita temui ketika mengunjungi Namaaz Dining. Bagi yang belum mengenal, inilah yang dinamakan teknik memasak molecular gastronomy. Cara memasaknya dengan menggunakan teknologi tinggi dan pencampuran kimia macam nitrogen cair, karbondioksida dan banyak yang lainnya.

Dengan teknik ini chef Andrian Ishak sang pemilik restoran Namaaz akan melebur makanan kebentuk molekulnya, sehingga bisa diubah menjadi bentuk baru yang sama sekali berbeda. Jadi jangan heran jika di Namaaz Dining, kita bisa menemukan tumis oncom yang berbentuk tanah di dalam pot lengkap dengan pohon dari kemangi. Siap-siap pula terkejut jika memakan buah cherry merah, yang ternyata adalah sebuah kue blackforest yang sudah di dekonstruksi sedemikian rupa.

chef Andrian Ishak

Coba bayangkan betapa kagetnya pasangan wanita yang kita ajak kesana, ketika mencoba teh lemon di Namaaz Dining. Pasalnya, dengan segala keajaiban teknologinya sajian teh lemon di restoran yang bertempat di Jalan Gunawarman No. 42, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jakarta ini sekali seruput bisa menyajikan rasa dingin es dan teh panas sekaligus.

Tak cukup sampai disitu, kita masih bisa mengejutkan pasangan kita dengan memakan daftar menu yang disediakan. Betul! Lagi-lagi Namaaz Dining menggunakan molecular gastronomy dalam membuat daftar menu yang bisa dimakan ini.

namaaz

Bagaimana, tertarik untuk mengajak pasangan ke tempat unik ini? Cobalah untuk antri bersabar, mengingat kita tidak bisa asal datang kesana. Restoran ini hanya bisa diakses melalui reservasi pemesanan online di namaazdining.com. Dan setiap harinya, mereka hanya siap melayani maksimal 29 orang saja. Jadi selamat mencoba!

Click to comment

0 Comments

  1. embi

    October 11, 2012 at 10:10 am

    cuccoook !!! tempat dan makananyya oke punya….
    crispy enoki mushroom-nya top abiss…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top