Health

Segera Menyusul Rokok, Kini Kopi Pun Diminta Untuk Mencantumkan Efek Kanker Pada Kemasannya

Mungkin pemberitaan ini bakal menjadi pergunjingan bagi Bung, para pecinta kopi. Lantaran di negari Paman Sam, tepatnya di daerah California, memerintahkan semua perusahaan kopi untuk memasang label peringatan kanker. Mungkin Bung bertanya-tanya memangnya bisa dari secangkir kopi menyebabkan kanker? Bukannya lewat secawan kopi kita mendapatkan ketenangan? Apa lagi saat hujan, begitulah kata pujangga dadakan.

Semua ini bermula dari kelompok nirlaba yang disebut Lembaga Pendidikan dan Riset mengenai Bahan Berbahaya yang melancarkan gugatan kepada kedai kopi terkenal semacam Starbucks, Dunkin’ Donuts juga McDonald’s. Menurut penelitian mereka memanggang kopi secara alami dapat menghasilkan karsinogen yang disebut akrilamida, senyawa yang dapat memicu penyakit kanker. Secara tidak langsung peringatan yang dicantumkan tersebut setara dengan rokok.

Image Kopi sebagai Minuman Sehat Nampaknya Hanya Fakta yang Sesat

Kopi diyakini sebagai minuman mujarab yang sehat dapat Bung temui diberbagai halaman. Tapi fakta tersebut sepertinya masih kabur dan belum terbukti secara akurat. Pasalnya, Lembaga Pendidikan dan Riset mengenai Bahan Berbahaya tidak mengklaim semena-mena, selain berasaskan penelitian, mereka juga memberikan kesempatan para tertuduh (dibaca perusahaan kopi) untuk membuktikan. Tetapi para tertuduh gagal memenuhi beban pembuktian dengan bukti meyakinkan kalau konsumsi kopi memberi manfaat bagi kesehatan dilansir dari VOA Indonesia.

Dalam tiga putusan di pengadilan Tinggi Elihu Berle, hakim pun memutuskan bahwa perusahaan kopi gagal membuktikan klaim kalau tidak ada risiko signifikan dari akrilamida. Di fase kedua, Hakim Berle mengatakan bahwa perusahaan itu gagal menunjukan kopi adalah minuman sehat. Fase ketiga bakal berisi berapa hukuman denda yang harus dibayar oleh perusahaan.

Lantas Dari Mana Munculnya Akrilamida?

Bung pasti masih bingung kok bisa kopi memicu kanker? Padahal tidak ada kandungan kimia yang tertuang. Ternyata kopi menghasikan akrilamida saat kopi dipanggang yang secara alami bakal menghasilkan karsinogen yang disebut akrilamida (senyawa yang memicu timbulnya sel kanker).

Bahkan para peneliti dari Swedia meyakini kalau kehadiran senyawa akrilamida hadir ketika makanan atau minuman yang mengandung gula dan asam amino dimasak dengan panas di atas 120 derajat celcius dikutip dari laman Healthline. Kandungan akrilamida ini juga terdapat pada asap rokok.

Tuduhan Kopi Sebagai Pemicu Kanker Pernah Muncul Di Tahun 90-an

Kopi sebagai minuman yang dapat memicu kanker sebenarnya pernah diputuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1991, yang mana dikaitkan dengan penyakit kanker kandung kemih. Setelah 25 tahun berselang WHO pun memutuskan untuk menarik keputusan tersebut, berdasarkan hasil evaluasi terbaru pada lebih dari 500 studi tentang hubungan antara kanker dengan berbagai jenis minuman seperti kopi.

Badan Penelitian Kanker Internasional WHO (IARC) menemukan bahwa dengan meminum kopi tidak memiliki efek karsinogenik terhadap kanker pankreas, payudara, dan prostat. Namun, hasil evaluasi tersebut kembali dipatahkan, setelah di California muncul gugatan tersebut Bung.

Rokok Dan Kopi Sesungguhnya Adalah Sahabat Di Setiap Saat

Bung pasti suka mencampur antara kedua kenikmatan sejati hasil bumi ini, rokok dan kopi. Memadukan dua cita rasa ini sungguh nikmat yang murni tanpa dicampur. Tetapi, banyak juga Bung yang sudah mendeklarasikan untuk meninggalkan rokok karena banyaknya unsur negatif yang menyerang diri. Kemudian, Bung memilih kopi untuk cita rasa sejati yang menemani setiap hari. Kalau sekarang bagaimana? Ketika di California sudah memberikan peraturan dan peringatan soal bahaya kanker, apakah Bung siap untuk menampik kopi di setiap pagi?

Relakah Bung Meninggalkan Kopi, Sama Seperti Bung Bertekad Bulat Melepaskan Rokok?

Bagi Bung yang mengonsumsi kopi sudah seperti rutinitas, otomatis bakal sulit meninggalkannya. Apalagi ketika muncul fakta seperti ini, pasti ada pertengkaran dalam hati dan rasa “penolakan” atau denial bakal muncul.

Tetapi ketika tembakau terpinggirkan lantaran dianggap sebagai sarang penyakit, tetapi masih dibudidayakan. Bagaimana dengan kopi? Kalau benar fakta tersebut teruji secara saklek, bisa saja peminum kopi terpinggirkan. Mungkin tidak seperti rokok, yang memang asapnya lebih berbahaya bagi sekitarnya. Tetapi kalau dari segi kesahatan sama-sama memicu penyakit yang sama, apakah Bung bakal mempertahankannya?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top