Pencipta sekaligus legenda komik-komik Marvel, Stan Lee akhirnya tutup usia setelah berjuang melawan penyakit pneumonia. Penyakit yang lebih dikenal dengan nama paru-paru basah ini harus merenggut nyawa seorang pembuat karakter-karakter superhero legendaris nan fenomenal. Tak mungkin bung tak mengenal Captain Amerika, Spiderman, Hulk, Doctor Strange, Fantastic Four, Iron Man, Daredevil, Thor, X-men sampai masih banyak lagi deretan karakter-karakter fiksi bentukannya.
Dilansir dari Reuters, kabar duka ini dikonfirmasi oleh putri Stan Lee. Sang ayah yang lahir di New York City pada 28 Desember 1992 sudah tidak lagi mengisi film-film adaptasi dari karakter buatannya. Biasanya dalam film adaptasi Marvel, Stan Lee selalu muncul sebagai cameo dalam film dalam berbagai jenis peran.
“Ayah saya mencintai semua penggemarnya. Dia adalah pria paling hebat dan paling baik,” ungkap putri Stan Lee dikutip di laman yang sama.
Stan Lee dilantik ke dalam industri buku komik Will Eisnet Award Hall of Fame pada tahun 1994 dan Jack Kirby Hall of Hall of Fame pada tahun 1995. Lee juga tercatat menerima National Medal of Arts pada tahun 2008.

Leave a Reply
Kerajaan Perempuan Terbesar di Dunia Menganut Sistem Cinta Satu Malam, Tak Kenal Pernikahan

Suku Mosuo China, menempatkan perempuan sebagai kekuasaan tertinggi dalam kelompoknya. Suku yang mendiami tepi Danau Lugu, barat laut dataran tinggi Yunnan, China juga dikenal sebagai kerajaan perempuan terbesar di dunia. Tidak seperti di kebanyakan tempat di mana sistem Patriarki secara tersirat ada di masyarakat. Suku ini secara terang-terangan menerapkan sistem Matriarki. Otomatis perempuan mendominasi kepimimpinan atas seagala bidang kehidupan di sana.
Dilansir dari The Vintage News, suku Mosuo tidak hanya menarik karena menjadi kerajaan perempuan terbesar di dunia. Akan tetapi suku ini tidak mengenal adanya pernikahan, atau membangun keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu juga anak. Bahkan isitilah suami bagi pria yang menjalin hubungan, juga tidak dikenal dalam suku Mosuo. Lantaran mereka menganut sistem Walking Marriage alias pernikahan berjalan atau Axia.
Dengan kata lain para perempuan bebas memilih pria yang mereka sukai untuk berhubungan seksual tanpa ada ikatan pernikahan. Perempuan yang telah dinyatakan dewasa secara seksual akan meminta para laki-laki untuk mengunjungi kamarnya saat malam hari guna berhubungan seksual. Seorang laki-laki yang tidur dengan wanita Suku Mosuo akan menggantung topi di pegangan pintu kamar sebagai tanda, agar tidak ada laki-laki lain yang masuk ke dalam kamar bung.
Setelah melepas hasrat seksual, laki-laki diwajibkan pergi sebelum matahari terbit dan kembali ke rumah ibunya. Axia dapat berjalan satu malam atau bahkan lebih. Para wanita Suku Mosuo pun dapat mengajak pria yang berbeda di setiap malam. Tentu apabila perempuan hamil dan melahirkan, ia tidak tahu secara biologis siapa ayahnya.
Anak akan dibesar oleh ibu, dibantu dengan nenek dan saudaranya. Karena perempuan sangat dominan di Suku Mosuo, laki-laki tidak memiliki kewajiban guna mencari nafkah atau membesarkan anak-anaknya. Hanya ibu lah yang memiliki hak 100 persen atas anak yang lahir dari rahimnya.
Di era sekarang, banyak generasi muda Mosuo sudah meninggal tradisi mereka dan menjalani dunia modern dan memasuki masyarakat. Beberapa dari mereka bahkan memilih untuk menikah dengan suku lain. Intervensi pemerintah pun telah banyak dilakukan demi menjembatani Mosuo dengan seluruh dunia. Seperti di desa utama Luosho terdapat hotel, tempat makan, karaoke, fasilitas kasino demi mendukung pariwisata. Sampai-sampai hal pelacuran juga dipromosikan.
Apakah bung tertarik untuk datang ke Suku Mosuo?